Selasa 25 Apr 2017 05:34 WIB

Pekan Ini OJK Finalisasi Pembentukan Bank Wakaf

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Budi Raharjo
Deputi Komisioner Pengawas Indistri Keuangan non bank (IKNB)I OJK Edy Setiadi
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Deputi Komisioner Pengawas Indistri Keuangan non bank (IKNB)I OJK Edy Setiadi

EKBIS.CO, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mulai melakukan finalisasi pembentukan bank wakaf ventura pada pekan ini. Finalisasi pendirian bank wakaf yang ditargetkan akan berdiri pada Juni 2017 ini, sekaligus menjadi tindak lanjut atas Kongres Ekonomi Umat.

Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Nonbank (IKNB) Edy Setiadi mengaku optimistis bila rapat finalisasi yang diikuti OJK dan instansi terkait lainnya bisa dimulai pekan ini, maka pendirian bank wakaf bisa dipastikan dilakukan pada Juni mendatang.

“Minggu depan (pekan ini) akan bergerak. Finalisasi bank wakaf ventura. Juni bisa diluncurkan," ujar Edy dikutip dari laman resmi Majelis Ulama Indonesia.

Edy melanjutkan, pemerintah  telah menyusun pendirian bank wakaf ventura sebagai upaya mempersempit jurang antara kelompok terkaya dan kelompok termiskin. Langkah ini sekaligus mengejar perbaikan rasio gini yang pada September tahun lalu sudah turun tipis ke angka 0,394, dari raihannya di Maret 2016 sebesar 0,397.

Pembentukan bank wakaf ventura memang sempat muncul lantaran perdebatan bahwa wakaf tak boleh mencari keuntungan. Hal ini bertentangan dengan cara kerja perbankan yang memang mengambil keuntungan. Namun Edy menegaskan, bila didukung umat, maka keberadaan bank wakaf bisa diresmikan sebelum Dewan Pimpinan OJK yang baru terpilih pada Juli nanti.

Bank Wakaf Ventura, menurut Edy, merupakan program yang diinisiasi Presiden Jokowi untuk mengurangi ketimpangan dan kemiskinan masyarakat. Edy bahkan mengatakan, Presiden sampai saat ini bertindak sebagai penanggung jawab tertinggi Bank Wakaf Ventura ini.

Pemegang saham modal ventura, tutur Edy, bukanlah individu namun kelompok. "Pemegang sahamnya adalah ormas, bukan individu atau PT, yang Islam. Tidak boleh pribadi," katanya.

Sementara itu pengusaha Arifin Panigoro, pemilik PT Medco Energi Internasional Tbk, menilai bahwa modal ventura merupakan solusi paling relevan untuk membantu perekonomian umat. Alasannya, umat tidak bisa lagi menggantungkan diri kepada bank syariah karena rate-nya yang lebih besar dibanding bank konvensional.

Menurut Arifin, pemanfaatan modal ventura oleh umat bisa menghindarkan bunga bank karena adanya skema bagi hasil. "Ini paling ideal dan paling islami, pendampingan dan bagi hasil," jelas Arifin.

Terlebih lagi, lanjut Arifin, selama ini modal ventura yang disebut mudharabah di bank syariah masih jarang dijalankan. Selain itu, ia juga menilai jaminan yang kerap dijadikan syarat pengambilan kredit sulit dipenuhi masyarakat kelas bawah yang mengalami tekanan ketimpangan ekonomi.

Selain itu Arifin juga memandang bahwa dari sisi nilai investasi, modal ventura memang terkesan kecil. Namun bila dihitung manfaat yang ada setelah pasangan usahanya sudah bisa mandiri, nilainya terbilang besar. "Memang kecil, tapi kalau pasangan usahanya sudah lepas, banyak sekali," kata Arifin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement