EKBIS.CO, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo meminta Provinsi Jawa Barat meningkatkan perekonomian daerah dengan memperhatikan tingkat pengangguran yang masih tinggi. Pertumbuhan ekonomi Jabar tercatat 5,6 persen atau lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional tetapi jumlah pengangguran dinilai terus bertambah.
Dari catatan Presiden, tingkat pengangguran di Jabar pada 2016 mencapai 8,89 persen, lebih tinggi dibanding 2015 yang sebesar 8,27 persen. "Harus ada lapangan kerja baru untuk setiap angkatan kerja," ujar Jokowi dalam rapat terbatas, di Jakarta, Selasa (2/5).
Jokowi menilai Jabar merupakan daerah utama penyangga Ibu Kota. Jabar memiliki posisi strategis dan mempunyai keterkaitan yang kuat bukan hanya sebagai penyedia bahan baku dan tenaga kerja, tapi juga berkaitan dengan penyediaan pelayanan fasilitas publik, seperti transportasi dan pemukiman.
Selain itu, Jabar memiliki potensi besar sebagai penampung investasi di sektor industri pengolahan, jasa yang tidak mungkin dikembangkan lagi di DKI Jakarta. "Makanya kedua dearah ini perlu konektivitas, dan sinergi yang kuat," ujarnya.
Untuk itu, Jokowi menilai pemerintah daerah harus proaktif dalam melakukan pengelolaan lahan, revisi rencana tata ruang wilayah. Hal ini akan menjadi pondasi untuk pembangunan infrastruktur yang menggerakan perekonomian dan pemerataan di Jabar.