Senin 15 May 2017 06:28 WIB

One Belt One Road Menuai Pro dan Kontra

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Jalur Sutra/Ilustrasi
Foto:

Sementara itu, Kanselir Inggris Philip Hammond memuji Presiden Xi karena telah menetapkan sebuah proyek yang berani dan visioner. Menurutnya, inisiatif ini dapat memecahkan masalah dan berpotensi untuk meningkatkan standar hidup 70 persen populasi global. 

Sedangkan, Presiden Cile Michelle Bachelet mengatakan, Cile siap menjadi negara yang menjembatani Asia dan Amerika Latin dalam skema OBOR. Hal ini bertujuan agar masyarakat global bisa lebih inklusif, setara, adil, damai, dan sejahtera. 

Di sisi lain, ada beberapa negara yang mengkritik inisiasi Cina untuk membuka kembali Jalur Sutra. Beberapa negara menilai bahwa Cina menggunakan proyek "win-win" sebagai taktik untuk menarik negara-negara yang kurang kuat ke dalam orbit ekonomi Cina, dan meningkatkan kekuatan geopolitiknya. 

Diplomat barat menyuarakan kekhawatiran mengenai inisiasi Cina tersebut, dan mempertanyakan seberapa besar keterlibatan perusahaan-perusahaan non Cina yang diperbolehkan terlibat dalam proyek OBOR. Dari negara-negara G7, hanya Perdana Menteri Italia Paolo Gentilono yang hadir dalam KTT OBOR di Beijing. 

Sementara itu, dalam pernyataan yang dikeluarkan pada akhir pekan lalu, India paling keras dalam menyuarakan kritik terhadap skema OBOR. Pemerintah India memberikan peringatan agar Cina tidak mengejar proyek yang akan menciptakan beban hutang berkelanjutan bagi masyarakat, merusak lingkungan, dan melanggar kedaulatan negara-negara lain. 

Pemerintah India juga menyatakan, inisiasi tersebut harus didasarkan pada norma-norma internasional yang diakui secara universal, tata pemerintahan yang baik, peraturan perundangan, keterbukaan, transparansi, dan kesetaraan. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement