EKBIS.CO, JAKARTA -- Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) meluncurkan produk baru yakni Pakan Ternak Kita untuk mengatasi sisa stok jagung impor.
Direktur Utama Komersial Bulog Febrianto mengatakan, pihaknya melakukan impor jagung sebesar 200 ribu ton sesuai penugasan Rakortas 13 September 2016. Namun, kini terdapat sisa sebesar 90 ribu ton.
Bulog akan mengolah 24 ribu ton jagung tersebut menjadi pakan ternak yang dapat membantu kesulitan para peternak. Dari angka tersebut akan menghasilkan 45 ribu ton pakan ternak.
"Harga harus lebih kompetitif dibanding oleh yang ditawarkan teman-teman yang lain," katanya dalam sosialisasi Pakan Ternak Kita di Gedung Bulog, Jakarta, Selasa (16/5).
Harga yang ditawarkan Pakan Ternak Kita di kisaran Rp 6.100 hingga Rp 6.150 per kilogram (kg). Sedikitnya ada selisih sebesar Rp 500 hingga Rp 700 karena adanya subsitusi pada harga jagung. Namun ia menegaskan, kualitas pakan yang dihasilkan merupakan kualitas baik dengan pemberian anti-toksin termahal.
Ia menyampaikan, harga daging dan telur ayam yang sangat fluktuatif membuat peternak UMKM kesulitan, ditambah dengan biaya produksi atau harga pokok produksi yang relatif tetap bahkan cenderung meningkat. Menurutnya, biaya produksi paling tinggi adalah pembelian pakan, sebesar 70 persen total biaya produksi. Sedangkan komposisi pakan ternak sebesar 55 persen.
Untuk itu, Bulog hadir untuk membantu para peternak UMKM. Bekerja sama dengan CV Cipta Cahaya Perwiratama (CV CCP), Bulog akan melaksanakan proyek percontohan selama tiga bulan ke depan.
Keterbatasan fasilitas pembuatan pakan, tidak mencukupinya pengeringan ,dan silo membuat Bulog melakukan sistem kerja sama makloon. Dengan sistem itu, Bulog menyediakan bahan baku berupa jagung untuk diolah menjadi pakan ternak di pabrik milik CV CCP.
Guna menghindari campur tangan kualitas dari perusahaan feedmill, PT Mensana Aneka Satwa digandeng menjadi formulator. Seluruh hasil produksi pakan nantinya akan menjadi stok Bulog dan segera dilakukan penjualan kepada peternak mandiri ataupun peternak UMKM ayam broiler maupun pakan ternak ayam layer.
Febrianto mengatakan, bisnis Pakan Ternak Kita juga mengacu pada dan PP Nomor 13 tahun 2016 Pasal 3 ayat (3) poin f tentang pengembangan industri berbasis pangan lainnya (selain beras) dan Perpres No. 48 tahun 2016 Pasal 3 ayat (1) poin e tentang pengembangan industri berbasis pangan. Meski merupakan tindakan komersial Bulog, memberi kemudahan bagi masyarakat menjadi tujuan utama lahirnya Pakan Ternak Kita. Sebanyak 45 ribu ton pakan ternak akan diproduksi dalam masa pilot project ini.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian, kebutuhan pakan ternak untuk peternak UMKM sebesar 250 ribu ton per bulan. Sebesar 700 ribu ton untuk peternak besar atau pabrik. Sementara target produksi pakan mencapai 2,5 juta per bulan.