EKBIS.CO, TASIKMALAYA -- RSUD Dr Soekardjo Tasikmalaya sempat mengalami gangguan arus keuangan akibat terlilit piutang pada Januari lalu. Padahal, RSUD tersebut menjadi rujukan bagi masyarakat se-Priangan Timur. Karena persoalan itu, layanan kesehatan pun sempat terganggu.
Direktur RSUD Dr Soekardjo, Wasisto Hidayat ingat betul peristiwa pertengahan Januari lalu. Kala itu, RSUD tak punya dana cair untuk melayani pasien bahkan stok obat pun terbatas dan pelayanan operasi sempat dihentikan beberapa.
Ia pun berusaha mencari pinjaman ke bank di Kota Tasik. Tapi, tak semua bank mau memberi pinjaman dengan persyaratan yang mudah. Tapi di tengah krisis itu, BJB muncul sebagai penyelemat. Bahkan pinjaman sebesar Rp 10 miliar dari BJB diberi tanpa agunan.
"Waktu itu saya cari pinjaman ke banyak bank, tapi yang kami pilih akhirnya BJB karena mau beri pinjaman tanpa agunan, total pinjaman sampai Rp 10 miliar," katanya pada Republika.
Pihak BJB, sambungnya, hanya mensyaratkan adanya audit independen terhadap keuangan RSUD agar pinjaman bisa dicairkan. Lalu tertanggal Senin (16/1), dana pinjaman dari BJB masuk ke kas RSUD dan esok harinya pihak RSUD segera membayarkan utang. Melalui pembayaran itu, perusahaan farmasi pun mulai bisa mengirimkan kembali pasokan obatnya, terutama obat bius.
"Lewat bantuan BJB kami bisa menggerakan lagi roda pelayanan yang sempat terhenti karena lilitan piutang, kami berharap kerja sama dengan BJB ini tetap terjalin, saya yakin BJB mau membantu karena punya rasa tanggung jawab dengan masyarakat Jabar, termasuk Tasikmalaya," ucapnya.