EKBIS.CO, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendukung kerja sama antara Sparkassenstiftung fuer Internationale Kooperation (SBFIC) Jerman dengan Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda). Kerja sama itu untuk pengembangan kredit usaha mikro dalam rangka program transformasi Bank Pembangunan Daerah (BPD).
Penandatanganan kerja sama dilakukan Principal Advisor SBFIC Indonesia Michael Kuehl dan Ketua Umum Asbanda Kresno Sediarsi. Kerja sama bantuan teknis dari SBFIC Jerman bertujuan mendukung program transformasi BPD terutama dalam pengembangan produk kredit produktif sebagai upaya meningkatkan daya saing BPD maupun peran BPD sebagai agen pembangunan ekonomi daerah.
"Kerja sama bantuan teknis tersebut diharapkan bisa meningkatkan kompetensi BPD dalam penyaluran kredit produktif BPD serta peran BPD dalam memberdayakan usaha mikro di daerah," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad, melalui siaran pers, Kamis, (15/6).
Proyek bantuan teknis tersebut kemudian diimplementasikan pada enam BPD untuk membantu mengembangkan dan menyalurkan kredit usaha mikro sekaligus mendukung program transformasi BPD. Proyek tersebut dibiayai oleh German Federal Ministry for Economic Cooperation and Development (BMZ).
Sebelumnya, realisasi penyaluran kredit usaha mikro dari 6 BPD tersebut (BPD Sumut, BPD DIY, BPD Kalbar, BPD SulutGo, BPD Jateng, dan BPD Papua) per Maret 2017 mencapai Rp 1,5 triliun.
Dengan jumlah debitur sebanyak 50.091 nasabah dan tingkat kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) sebesar 1,48 persen dari total KUM keenam BPD tersebut. Menurut Muliaman, kerja sama bantuan teknis itu memberikan banyak manfaat.
Di antaranya meningkatkan peran BPD sebagai agen pembangunan ekonomi daerah melalui pemberian kredit produktif kepada usaha mikro, mendorong inklusi keuangan dengan memberikan kesempatan usaha mikro memperoleh pembiayaan dari BPD, dan memberdayakan usaha mikro di daerah dan membantu mengurangi kemiskinan.
"Bermanfaat juga meningkatkan kompetensi sumber daya manusia BPD melalui alih pengetahun dan pengalaman dari SBFIC Jerman yang telah berpengalaman mengembangkan kredit usaha mikro di Jerman dan beberapa negara Asia Tenggara," jelas Muliaman.
Ia menambahkan, dapat pula memperbaiki budaya dan pola pikir pegawai BPD dalam penyaluran kredit produktif dengan lebih menekankan analisis kredit pada arus kas usaha debitur daripada agunan.
Setelah enam BPD ini, proyek akan dilanjutkan dengan menggandeng BPD lainnya dalam pengembangan dan penyaluran Kredit Usaha Mikro.
Ke depannya diharapkan BPD yang telah mengimplementasikan dapat mengalihkan dan menularkan pengetahuan dan pengalamannya kepada BPD lainnya. "Dengan adanya kerjasama tersebut, akan terjadi proses transformasi di BPD. Hal itu terutama dalam inovasi pengembangan produk dan layanan, peningkatan kompetensi SDM, serta perubahan budaya dan pola pikir pegawai BPD dalam penyaluran kredit produktif," ujar Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan IV OJK Boedi Armanto.
Sejak program transformasi BPD dicanangkan pada Mei 2015 di Istana Negara, beberapa program transformasi telah diluncurkan. Meliputi melakukan sosialisasi kepada pemegang saham BPD dan pemangku kepentingan, program peningkatan kualitas layanan, penyiapan teknologi informasi, peningkatan kualitas SDM, dan pengembangan produk dana maupun perkreditan.
Perlu diketahui, SBFIC didirikan pada 1992 oleh grup keuangan terbesar di Jerman yaitu Sparkassen-Finanzgruppe. Dengan misi menularkan pengalaman bisnis Sparkassen kepada institusi keuangan serupa di negara berkembang lainnya.
Selama 200 tahun Sparkassen sebagai Bank Daerah di Jerman memberikan layanan keuangan non-diskriminatif untuk semua warga negaranya tanpa melihat tingkat pendapatan maupun kondisi keuangan mereka, termasuk menyalurkan UMKM di wilayahnya.
Sejak awal Sparkassen juga mempromosikan tabungan di Jerman. Arti Sparkasse di dalam bahasa Indonesia adalah Bank Tabungan. SBFIC telah memberikan lebih dari 200 proyek bantuan teknis pada lebih dari 80 negara dan saat ini sedang mengerjakan 34 proyek di 36 negara.
Proyek bantuan teknis di Indonesia dimulai sejak tahun 2005 kepada BPD Aceh dalam penyaluran kredit channeling dari grup Sparkassen Jerman kepada pengusaha UMKM di Aceh yang terkena dampak tsunami dan BPD Aceh telah berhasil mengembangkan dan mengimplementasikan kredit usaha mikro sebagai bisnis barunya.