EKBIS.CO, Impian, gigih, dan terus berusaha. Tiga kata inilah yang mampu menggambarkan sosok Atih yang selalu berupaya dengan gigih dalam mengembangkan usaha pertaniannya.
Ira Susilawatih (31 tahun) setiap pagi selalu pergi ke kebun dan sawah untuk bercocok tanam. Perempuan yang akrab disapa Atih ini menanam padi dan palawija, yang nantinya ia jual ke pedagang – pedagang di pasar ketika musim panen tiba.
Dalam sekali panen Atih berhasil meraih penghasilan hingga jutaan rupiah, penghasilan petani padi dan palawija ini tentu membuat banyak orang terkesima. Dari usaha yang dianggap sepele oleh banyak orang, Atih justru mampu menjadikannya ladang pencaharian yang dapat memberikannya penghasilan yang cukup bagi keluarganya.
Apa rahasia sukses Atih? Atih sudah menekuni usaha pertanian padi dan paliwija selama kurang lebih 5 tahun terhitung dari tahun 2009. Di tahun 2013 Atih bergabung menjadi mitra lembaga pembiayaan Amartha.
Selama 4 tahun Atih bergabung menjadi mitra Amartha, selama itu pula Atih terus merajut asa serta gigih dalam menekuni usaha pertaniannya agar kelak ia dan keluarganya mampu mencapai kesehjahteraan ekonomi.
Keikutsertaan Atih menjadi anggota mitra Amartha yang merupakan perusahaan finansial teknologi dengan platform Peer to Peer Landing, membuat usaha Atih kian berkembang. Jika semula Atih hanya menanam padi dan paliwija , di tahun 2013 Atih mulai membudidayakan pepaya Kalina.
Modal usaha sebesar 2,6 juta di tahun 2013 yang ia peroleh saat baru bergabung dengan Amartha, ia gunakan untuk modal usaha bertani papaya Kalina. Dana modal usaha tersebut ia gunakan untuk membeli bibit dan juga pupuk.
“Saya gabung dengan Amartha dari tahun 2013, dan sekarang sudah 4 tahun bergabung dengan Amartha, tahun pertama saya dapat 2,6 juta, langsung saya jadikan modal untuk beli bibit Pepaya Kalina sama pupuknya, mau coba budidaya Kalina juga," kata Atih.
Kecermatan Atih dalam memanfaatkan peluang, merupakan salah satu kunci sukses Atih dalam membudidayakan papaya Kalina, dimana pepaya Kalina ini mulai banyak dikenal dan digemari oleh masyarakat dan pecinta buah khususnya, sehingga membuat permintaan pasar akan buah yang identik dengan rasa manis dan daging buahnya yang tebal ini terus meningkat. Dan hal tersebut merupakan peluang yang dimanfaatkan betul oleh Atih, untuk mengembangkan usaha pertaniannya.
Tak Patah Arang, Bangkit dari kegagalan
Kesuksesan Atih yang ia raih dalam usaha pertaniannya saat ini, bukan berarti ia lalui tanpa adanya kegagalan. Beberapa kali Atih pernah gagal dalam usaha pertaniannya, tanaman padi yang rusak, palawija yang kualitasnya menurun sampai Atih merugi pun pernah ia alami. Namun hal tersebut tidak pernah sekalipun menyurutkan niat dan semangat Atih untuk terus berusaha mengembangkan usahanya.
“Yah kalau gagal sih pernah, namanya juga usaha pasti adakalanya pernah gagal, tapi saya usaha terus,supaya berhasil, jangan mudah menyerah , kalau rejeki pasti sudah ada yang atur, apalagi saya usaha begini supaya anak bisa kuliah semua nanti,” kata Atih.
Memiliki dua anak yang masih bersekolah menjadi semangat utama Atih untuk terus gigih dalam usahanya. Baginya mimpi untuk menyekolahkan anaknya hingga ke bangku kuliah adalah suatu hal yang terus ia perjuangkan.
Selain itu tekad Atih untuk membantu menambah pundi-pundi penghasilan keluarga membuatnya tak patah arang dalam menekuni usaha pertaniannya. Penghasilan suami Atih dari hasil ternak kambing, ia kelola untuk kebutuhan hidup sehari-hari dan membiayai kebutuhan sekolah anak-anaknya. Sedangkan penghasilan Atih dari hasil pertaniannya ia sisihkan untuk ditabung.
Terus Fokus Kembangkan Usaha
Dari hasil bertanam padi, palawija dan papaya Kalina, Atih berhasil mendapatkan pendapatan dua kali lipat lebih besar dari penghasilan sebelumnya. Kesuksesan Atih dalam menekuni usaha pertanian berangkat dari kegigihan dan fokus dalam melihat peluang-peluang yang ada.
Bagi Atih dalam menjalankan usaha, seseorang harus fokus, sehingga ia mampu melihat dan memanfaatkan peluang-peluang yang ada. Dan dari hasil usahanya yang fokus di bidang pertanian, kini Atih berhasil menjadi petani padi, palawija dan pepaya Kalina yang sukses.
Hal ini menunjukkan bahwa, sektor pertanian juga mampu memberikan peluang yang menjanjikan jika kita mampu fokus serta gigih dalam menekuni usaha tersebut. Kini dari penghasilan Atih bercocok tanam yang ia tabung sedikit demi sedikit selama 4 tahun Atih mampu merenovasi rumahnya, sehingga lebih layak dan nyaman untuk dihuni. Amartha telah membantu lebih dari 30 ribu ibu-ibu seperti Atih untuk mencapai ekonomi yang lebih baik.