EKBIS.CO, JAKARTA -- Beroperasinya blok Jangkrik dan Train III membuat cadangan gas alam cair (LNG) Indonesia meningkat. Dengan beroperasinya blok tersebut maka pemerintah memprediksi Indonesia tidak akan lagi bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan LNG sebagai bahan baku elektrifikasi.
Direktur Jendral Mineral dan Gas, IGN Wiratmaja Puja menjelaskan dari produksi kilang Bontang, Tangguh, Jangkrik dan Train III nanti Indonesia setidaknya bisa memenuhi kebutuhan LNG secara mandiri. Wirat mengatakan untuk lapangan jangkrik sendiri ternyata bisa menghasilkan 600 MF dengan prediksi semula yang hanya 400 hingga 450 MF.
"Ini baru untuk yang jangkrik, kedepan Train III akan beroperasi. Jangka panjang, blok masela juga akan beroperasi. Produksi kita akan melimpah," ujar Wirat saat ditemui usai mengisi acara Gas Indonesia Summit (GIS) di JCC, Rabu (13/7).
Untuk distribusi pembeliannya sendiripun, Wirat mengatakan pemerintah sudah mengantongi beberapa kontrak pembelian gas baik domestik maupun ekspor. Kontrak pembelian ini dipasok dari cadangan yang dimiliki oleh Lapangan Bontang dan Tangguh.
"Jadi produksi LNG kita satu ada yg contracted export jangka panjang masih ada, contracted dalam negeri masih ada," ujar Wirat
Wirat menjelaskan, selain adanya kontrak pembelian LNG, peluang kedepan juga bisa diprediksi akan meningkat. Hal ini melihat adanya beberapa perusahaan yang menyatakan berkomitmen untuk membeli LNG produksi dari lapangan lapangan migas tersebut.
"Nah commited ini sudah ada komitmen ada HOA tapi belum dalam bentuk kontrak. Ini juga lumayan jangka panjang," ujar Wirat.
Ia menjelaskan, dalam satu kali produksi, setidaknya satu lapangan migas bisa mengirimka 50 sampai 60 kargo LNG. Wirat menilai dengan cadangan yang besar seperti ini semestinya Indonesia tidak lagi perlu bergantung pada Impor pada 2019 mendatang.
"Jadi 2019 yang kontrak kan pasti jalan, nah yang komit ini jika memang bisa jalan semua maka memang kita tidak perlu impor LNG lagi," ujar Wirat.