EKBIS.CO, JAKARTA -- Ekonom Center of Reform in Economic (CORE) Ina Primiana mengungkapkan, industri mikro kecil tumbuh lebih baik dibandingkan dengan industri besar sedang. Menurut dia, tumbuhnya industri mikro kecil kerena mereka bisa berkembang tanpa aturan.
Ia menjelaskan, sektor informal bisa tumbuh tanpa regulasi dibandingkan industri formal. ''Mikro tumbuh karena yang besar rontok, yang di-PHK bikin mikro,'' kata Ina, dalam sebuah diskusi di Kantor Core Indonesia, Jakarta, Kamis (27/7).
Berdasarkan Data BPS, lanjutnya, sejak 2004 yang pertumbuhannya tinggi adalah industri kecil. Tapi, sejak 2005, industri kecil mikro tersebut tidak berkembang tetap kecil.
Ina menuturkan, industri besar dan sedang tumbuh paling besar ada di Sumatera pada semester I 2017. Padahal, tadinya pertumbuhan industri paling tinggi di Pulau Jawa. ''Sudah bergeser di Jawa. Mungkin saja cost-nya lebih rendah dibanding Jawa,'' ujar dia.
Namun, ia menyatakan industri di Jawa tetap perlu dijaga. Pertumbuhan sub sektor industri mikro kecil hanya 40 persen yang tumbuh, namun punya kesamaan jenis. Mestinya, industri besar sedang memiliki perbedaan dengan industri mikro kecil, aehingga industri mikro kecil menjadi pemasok.
Kalau itu terjadi, sangat variasi sekali. Sebetulnya bisa jadi potensi kemitraan. Tinggal pemerintah menyelaraskan hubungan,'' jelas dia.
Apalagi, pertumbuhan industri mikro kecil yang lebih dari 5 persen sangat menyebar seperti di Sumatera dan Kalimantan. Untuk sebatan pulau Jawa hanya sedikit yaitu di DKI, Yogyakarta dan Banten. ''Kalau diurus benar, menjadi embrio industri besar sedang,'' ujarnya.