Senin 31 Jul 2017 10:37 WIB

Petani Keluhkan Fluktuasi Harga Cabai

Red: Dwi Murdaningsih
Seorang pembeli memilih cabai merah keriting di pasar tradisional di Mamuju, Sulawesi Barat, rabu (24/5). Menurut pedagang setempat menjelang Ramadan harga sembako mulai naik, di antaranya cabai merah besar dari harga Rp20 ribu per kilogram menjadi Rp35 ribu per kilogram.
Foto: Akbar Tado/Antara
Seorang pembeli memilih cabai merah keriting di pasar tradisional di Mamuju, Sulawesi Barat, rabu (24/5). Menurut pedagang setempat menjelang Ramadan harga sembako mulai naik, di antaranya cabai merah besar dari harga Rp20 ribu per kilogram menjadi Rp35 ribu per kilogram.

EKBIS.CO, SEMARANG -- Sejumlah petani di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mengeluhkan fluktuasi harga cabai yang terjadi sejak bulan Ramadhan hingga saat ini. "Mulai dari bulan puasa minggu kedua, harga cabai rawit di tingkat petani di level Rp 10 ribu/kg, sedangkan merah keriting Rp 4.000/kg," kata pendamping petani cabai Kabupaten Magelang Tunov Mondro Atmodjo di Semarang, Senin (31/7).

Selanjutnya, pada awal bulan Juli cabai rawit mengalami kenaikan harga menjadi Rp 30 ribu/kg dan merah keriting menjadi Rp 16 ribu/kg. Pada pekan lalu, dikatakannya, harga cabai rawit turun menjadi Rp 20 ribu-25 ribu/kg dan merah keriting menjadi Rp 13 ribu-14 ribu/kg.

"Dan tadi malam turun lagi untuk cabai rawit jadi Rp16.000/kg, sedangkan cabai merah keriting di harga Rp12.000/kg," katanya.

Ia mengatakan fluktuasi harga tersebut tidak dapat diprediksi dari awal sehingga petani sering kesulitan menjual hasil panennya, seperti halnya yang terjadi tadi malam.

"Padahal kalau dilihat dari hasil panennya dari sejak bulan Ramadhan sangat stabil. Untuk di Magelang rata-rata panen 30 ton/hari," katanya.

Ia mengatakan jika harga cabai merah keriting di bawah Rp 15 ribu/kg maka petani akan mengalami kerugian karena harga jual hasil panen tersebut tidak sebanding dengan harga bibit dan ongkos pemeliharaan. "Tetapi kalau untuk cabai rawit merah selama hasil panen masih seperti ini dan harga di kisaran Rp 15 ribu-17 ribu/kg maka sudah balik modal," katanya.

Terkait hal itu, pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk membantu kesulitan petani tersebut. "Saya sudah langsung berkomunikasi dengan gubernur, pada saat itu salah satu solusinya adalah petani menjual melalui 'online'. Harapannya ke depan penjualan dengan sistem tersebut bisa segera terealisasi," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement