Senin 31 Jul 2017 16:29 WIB

Harga Ikan Asin Ikut Terimbas Mahalnya Harga Garam

Red: Nidia Zuraya
Pekerja menjemur ikan asin yang akan dijual ke konsumen. (Republika/Aditya Pradana Putra)
Pekerja menjemur ikan asin yang akan dijual ke konsumen. (Republika/Aditya Pradana Putra)

EKBIS.CO, PROBOLINGGO -- Mahalnya harga garam dan cuaca ekstrem memicu kenaikan harga ikan asin di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur hingga mencapai 50 persen.

Salah seorang produsen ikan asin di Probolinggo, Juma'ah, mengatakan pihaknya terpaksa menaikkan harga jual ikan asin kepada pedagang karena harga garam menembus Rp 5.000 per kilogram. "Dua pekan lalu, harga ikan asin kualitas sedang dijual seharga Rp 30 ribu per kilogram dan kini naik menjadi Rp 45 ribu per kilogram, sedangkan tingkat pengecer harga jualnya bisa mencapai Rp 50 ribu per kilogram," ucapnya, Senin (31/7).

Sedangkan ikan asin kualitas super yang sebelumnya Rp 50 ribu per kilogram menjadi Rp 65 ribu per kilogram. Menurutnya kenaikan harga jual ikan asin itu disebabkan semakin meroketnya harga garam krosok/curah di tingkat petani yang mencapai Rp 5.000 per kilogram, padahal beberapa pekan lalu garam krosok dijual seharga Rp 3.000-Rp 3.500 per kilogram.

"Biaya produksi kami naik. Apalagi gelombang laut sedang tinggi dan angin kencang, sehingga tangkapan ikan nelayan minim. Biasanya kami membeli ikan mentah Rp 3.000 per kilogram, sekarang jadi Rp 5.000 per kilogram," tuturnya.

Ia menjelaskan setiap 100 kilogram ikan mentah basah akan menghasilkan ikan asin seberat 20 kilogram saja, sehingga modal untuk membeli ikan sebesar Rp 500 ribu akan menghasilkan omzet penjualan sekitar Rp 800 ribu. "Itu lain biaya beli garam dan ongkos tukang becak (angkut). Setiap 100 kilogram dicampur dengan 30 kilogram garam, sehingga tambah biaya Rp 150 ribu," ujarnya.

Saat ini, lanjut dia, Kabupaten Probolinggo sering turun hujan, sehingga pengeringan ikan asin yang biasanya selesai 1 hari, sekarang baru bisa kering antara 2-3 hari.

Sementara Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo Dedy Isfandi mengatakan industri pengolahan ikan asin di Kabupaten Probolinggo terdampak karena kenaikan harga garam. "Sebenarnya dampaknya tidak begitu signifikan karena pengasinan ikan di Probolinggo hanya sekitar 30 persen saja dan pembelinya kurang suka. Berbeda dengan daerah lain yang pengasinannya mencapai 50 persen," tuturnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement