EKBIS.CO, JAKARTA -- Perusahaan jasa asal Denmark, Integrated Service Solution (ISS) akan membantu pengembangan Balai Latihan Kerja (BLK) yang dimiliki oleh pemerintah untuk vocational training. CEO ISS Indonesia Elisa Lumbantoruan mengatakan, rencana pengembangan ini telah didiskusikan dengan Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla dan mendapatkan tanggapan yang positif.
"Kita diskusikan bagaimana kita juga bisa menularkan metodologi dan training yang kita lakukan di ISS, agar lebih luas lagi," ujar Elisa yang ditemui di Istana Wakil Presiden, Jumat (4/8).
Elisa menambahkan, wakil presiden juga meminta adanya standarisasi tenaga kerja di sektor jasa. Diharapkan standarisasi yang diterapkan di Indonesia bisa dibawa menjadi standar global. Menurutnya, ISS sudah menerapkan sertifikasi bagi seluruh karyawannya.
"Peningkatan standarisasi ini juga sebenarnya mendukung peningkatan pendapatan karyawan," kata Elisa.
Sementara itu, CEO ISS Group Jeff Gravenhorst mengatakan, ISS telah melakukan transfer knowledge antar negara. Sebagai perusahaan global yang bergerak di bidang layanan fasilitas terintegrasi, tim manajemen ISS selalu meningkatkan dan mengevaluasi standarisasi di setiap negara. Sehingga karyawannya memiliki kualitas serta kapasitas yang mumpuni.
"Apa yang kita pelajari dari Indonesia bisa kita transfer ke Singapura, bahkan Stokholm. Begitu pula apa yang kita pelajari di Denmark, Swedia, maupun Belanda bisa saja kita bawa ke Indonesia," ujar Gravenhorst.
ISS mulai ada di Indonesia sejak 1996, dan saat ini mencatat rata-rata pertumbuhan sebesar 12 persen per tahun dengan pertumbuhan organik sebesar dua digit selama 18 tahun. Gravenhorst menyatakan, Indonesia memiliki peran penting dalam jaringan global Group ISS. Dengan gencarnya pembangunan infrastruktur, maka ISS berkomitmen untuk berpartisipasi dalam membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia.
ISS Indonesia merekrut sekitar dua ribu orang tenaga kerja baru setiap bulan. Sejak 2012, terdapat lebih dari 60 ribu orang karyawan telah berpartisipasi dalam berbagai kelas dan pendidikan di ISS Indonesia. ISS Indonesia telah patuh pada regulasi tenaga kerja yakni dengan memberikan gaji sesuai upah minimum regional, BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan, serta BPJS Pensiun.
Pada 2016 lalu, ISS Indonesia menerima 28.845 orang karyawan baru. Sekitar 80 persen karyawan baru ini merupakan first time job yakni lulusan sekolah menengah atas yang masuk ke angkatan kerja. Mereka biasanya bekerja di ISS Indonesia antara dua sampai tiga tahun. Setelahnya mereka sudah memiliki skill yang mumpuni. ISS Indonesia memerlukan operating cashflow sekitar hampir Rp 1 triliun.