EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah menyatakan, sebanyak 23 juta pekerja terdampak otomatisasi di dunia kerja. Seperti diketahui memasuki revolusi industri 4.0, banyak pekerjaan yang diselesaikan dengan mesin.
"Karena otomatisasi itu, semua orang tahu akan banyak pekerjaan hilang. Meski ada harapan juga tumbuh pekerjaan baru," ujar Ida kepada wartawan saat menghadiri pelatihan Sosialisasi Literasi Keuangan Pekerja Migran Indonesia di Jakarta, Sabtu, (30/11).
Ia menegaskan, untuk menghadapi masalah itu, peningkatan skilling, up-skilling, dan re-skilling para pekerja di Tanah Air menjadi sangat penting. Salah satunya, kata Ida, lewat Kartu Pra-Kerja.
"Melalui Kartu Pra-Kerja dilakukan pelatihan vokasi di BLK (Balai Latihan Kerja), baik di Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Kita juga minta perusahaan-perusahaan memberikan kesempatan, lewat learning center yang dipunyai perusahaan," jelas dia.
Dirinya menuturkan, saat ini program Kartu Pra-Kerja tengah dalam proses persiapan.
"Sedang digodok payung hukumnya, setelah semua siap akan di-launching," tegas Ida.
Kartu tersebut, lanjutnya, bisa dimiliki oleh mereka yang sudah bekerja, pencari kerja, hingga para pekerja yang butuh peningkatan up-skilling, atau mereka yang terkena PHK. Pemegang kartu nantinya mendapat pelatihan vokasi di BLK.
"Pelatihan ini singkat. Nanti akan diatur lebih detail, karena kebutuhan antara pelatihan satu dengan lainnya tentu berbeda," tuturnya. Ia menambahkan, peluncuran Kartu Pra-Kerja ditargetkan tahun depan.
Sebagai informasi, Kartu Pra-Kerja merupakan program pelatihan dan pembinaan masyarakat yang belum memiliki keterampilan. Kartu itu dipromosikan Presiden Joko Widodo pada masa kampanye Pemilihan Umum Presiden Indonesia 2019.