EKBIS.CO, JAKARTA -- Sekertaris Jendral Kementerian Kelautan dan Perikanan, Rifky E Hardijanto mengatakan pemerintah belum ada rencana kembali mengimpor garam meski produksi nasional masih di bawah target. Ia mengatakan, impor tak dilakukan agar garam produksi nasional masih bisa tetap terserap.
Rifky menjelaskan, saat ini per Agustus 2017 produksi garam nasional sebanyak 55 ribu ton. Sedangkan kebutuhan garam konsumsi saat ini sekitar 700 ribu ton per tahun.
"Iya, kita masih tunggu kondisi. Kita mau utamakan hasil lokal dulu. Tapi memang yang namanya impor dari jaman belanda kita udah impor garam," ujar Rifky saat ditemui di Kantor Kemenko Maritim, Senin (21/8).
Rifky menjelaskan langkah impor juga tak dilakukan pemerintah sebab kata Rifky saat ini cuaca kembali bagus. Mulai masuknya musim kemarau kata Rifky akan mendukung para petani garam lokal bisa memproduksi garam.
"Garam ini kan cepet panennya. Antara 7-10 hari udah panen. Kalau petani terlalu cepat ingin panen, maka rendemennya rendah. Kalau rendemen rendah, harga jatuh. Jadi petani harus menahan juga," ujar Rifky.