Kamis 24 Aug 2017 15:41 WIB

Perhatikan Hal Ini Saat Memilih Hewan Kurban

Red: Qommarria Rostanti
Suasana di Pasar Kambing Jalan Sabeni, Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (7/8). Tempat ini merupakan salah satu pusat penjualan hewan kurban di Jakarta.
Foto: Republika/Sri Handayani
Suasana di Pasar Kambing Jalan Sabeni, Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (7/8). Tempat ini merupakan salah satu pusat penjualan hewan kurban di Jakarta.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian melepas secara simbolik sebanyak 129 orang petugas yang akan tergabung dalam Tim Pemantau Pelaksanaan Pemotongan Hewan Kurban 1438 Hijriyah. Tim terdiri atas 129 dokter hewan dan paramedik yang akan diturunkan ke lapangan di wilayah DKI Jakarta, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi.

Tugas tim antara lain melaksanakan supervisi pemeriksaan dokumen kesehatan hewan, pemeriksaan antemortem dan postmortem, mengawasi penyembelihan, penanganan daging, serta jeroan hewan kurban selama Hari Raya Kurban dan Hari Tasyrik. Pakar Kesehatan Masyarakat Veteriner dari FKH IPB, drh Hadri Latief, mengatakan selain berdasarkan syariat Islam, ante dan postmortem dalam memilih hewan kurban juga penting. Tim pemantau harus dapat memastikan bahwa hewan kurban dalam keadaan sehat. Selain itu, juga harus lebih teliti dalam mengambil keputusan terhadap hewan yang sakit dengan melakukan pemeriksaan suhu tubuh karena biasanya hewan yang sakit akan menunjukkan peningkatan suhu tubuh.

Hadri menyarankan, apabila tim menemukan ciri-ciri atau diduga ada hewan tidak sehat, sebaiknya segera meminta secara baik-baik kepada penjual untuk memisahkah lalu melaporkan kondisi hewan tersebut kepada petugas kesehatan hewan yang ada atau dinas tekait di wilayah tersebut. Jika setelah pemeriksaan hewan tersebut dalam keadaan sehat, maka dapat dilanjutkan untuk pemotongan. Sebaliknya, apabila dalam keadaan tidak sehat dan bukan karena penyakit berbahaya, maka tetap sebaiknya disarankan untuk tidak dilakukan pemotongan terhadap hewan tersebut atau sebaiknya diganti.

Selain itu, tim diharapkan mengetahui ciri-ciri hewan sehat dan tidak sehat secara teknik. “Keseriusan dan ketelitian tim pemantau ketika bertugas di lapangan sangat diperlukan. Pemantauan hewan kurban dilakukan mulai dari tahap pengangkutan sampai pemotongan,” kata Hadri dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (24/8).

 

Dia mengimbau kepada penjual untuk lebih berhati-hati dalam proses pengangkutan karena dapat menyebabkan hewan cacat dan stres. Lokasi pemotongan hewan juga perlu diperhatikan agar tidak mengganggu tempat-tempat umum, baik dari kotoran maupun aroma tidak sedap yang disebabkan oleh pemotongan hewan tersebut. Perhatikan pula kenyamanan dan kesejahteraan hewannya dari aspek kepadatan ternak di lokasi penampungan.

Hadri berharap petugas yang akan melakukan pemantauan dapat berkomunikasi dan berkoordinasi dengan baik kepada tokoh-tokoh agama, panitia pemotongan hewan kurban, maupun pemilik-pemilik hewan agar pengadaan hewan kurban pada pada Hari Raya Idul Adha dapat berjalan dengan baik dan halal sesuai dengan syariat Islam.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Ditjen PKH, drh Fadjar Sumping Tjatur Rasa, berharap tim bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat, terutama tentang bagaimana memperlakukan hewan kurban dengan baik. Dengan begitu, hewan kurban terbebas dari rasa takut dan tertekan yang dapat menimbulkan stress, serta penderitaan pada saat penyembelihan. "Jadi hewan itu nyaman tanpa harus mendapat penyiksaan dan paksaan saat penyembelihan," ujar Fadjar.

Dia menyebut, teknik perobohan hewan juga sangat penting untuk menghindari hewan kurban panik dan stress. Penangan hewan kurban dengan ihsan khususnya sesaat akan disembelih akan meningkatkan kualitas daging kurban itu sendiri seperti lebih tidak cepat busuk dan tidak alot.

Fadjar mengingatkan seluruh petugas agar memastikan hewan yang disembelih benar-benar sudah tidak bernyawa sebelum dikuliti. "Hal ini harus menjadi perhatian dan kontrol kita semua,” kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement