EKBIS.CO, YOGYAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyatakan, suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7 Day RR Rate) diturunkan setelah melihat risiko eksternal. Salah satunya, masih ada kemungkinan Amerika Serikat (AS) kembali menaikkan suku bunga acuannya Fed Fund Rate (FFR) sebanyak dua kali.
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, di awal tahun bank sentral memperkirakan AS bisa menaikkan suku bunga acuannya sampai empat kali. "Hanya saja pada perjalanannya ternyata Presiden Trump kurang canggih karena tidak bisa goal-kan rencana-rencananya sehingga inflasi outlook AS menurun di bawah dua persen. Dengan begitu tidak perlu buru-buru menaikkan suku bunganya," jelasnya saat ditemui di Yogyakarta, Ahad, (27/8).
Hal itu pula yang membuat BI menurunkan BI 7 Day RR Rate. Di samping inflasi, nilai tukar, dan neraca pembayaran turut terjaga.
"Jadi ekonomi kita nggak seperti mesin yang kita turunkan suku bunga acuannya tanpa peduli inflasi. Jika melihat pertumbuhan ekonomi kurang harapan, maka penurunan suku bunga hanya akan menimbulkan gejolak," tutur Mirza.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, konsumsi masyarakat saat ini relatif datar atau flat. "Konsumsi kami lihat juga ada kontraksi, maka harusnya (pertumbuhannya) lebih cepat di semester dua nanti," tambahnya.