EKBIS.CO, YOGYAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menilai, peran digital ekonomi semakin besar. Maka BI harus terus memonitor perkembangannya, terutama dari sisi ekonomi e-commerce.
"Kami harus siapkan regulasinya supaya digital ekonomi bisa berkembang dengan baik. Kemudian tetap dalam rambu-rambu yang masuk dalam monitoring regulator," ujar Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara saat ditemui sesuai seminar international di Yogyakarta, Senin, (28/8).
Ia menegaskan, saat ini BI dan Badan Pusat Statistik (BPS) tengah berusaha mengumpulkan data mengenai e-commerce secara cepat dan akurat. "Supaya bisa menangkap seberapa banyak e-commerce ini, dan seberapa besar sebenarnya," tambah Mirza.
Dirinya menuturkan, data dikumpulkan dari berbagai sumber e-commerce seperti Traveloka, Tokopedia, dan lainnya. Dengan begitu, target pengumpulan datanya bisa memperkuat kebijakan.
BI pun akan memastikan keamanan transaksi di e-commerce. "Kalau kami kan regulator di payment sistem, kalau OJK mereka lihat dari penghimpunan dana juga pendingnya. Jadi kita lihat supaya aman dan bagaimana costumer protectionnya," jelas Mirza.
Demi mendorong perkembangan ekonomi digital, Mirza juga mengatakan, BI terus membantu pemerintah supaya bantuan sosial bisa disalurkan dalam non tunai lewat e-payment. Dengan begitu bisa diakses lewat mobile, kartu, serta agen-agen bank. "Itu juga bisa dorong e-commerce," tambahnya.
Menyadari pentingnya digital ekonomi, BI kemudian bersama Fakultas Ekonomi menggelar seminar internasional pembayaran digital atau International Accounting Conference. Mengangkat tema 'Perubahan Arah Pertumbuhan: Ekonomi Digital, Inklusi Keuangan, dan Peran Akutandi' BI berharap bisa memberikan gambaran terkait digital ekonomi.
"Kita sudah memasuki era baru digital globalisasi, ditentukan oleh arus data yang mentransmisikan informasi, gagasan, serta inovasi. Aspek digital terhadap ekonomi juga cenderung meningkat," ujar Mirza.
Menurutnya, hal itu terlihat dari pangsa pasar digital terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang meningkat. Berdasarkan penelitian dari Mckinsey Global Institute (MGI) pada 2016, dalam dekade terakhir, ekonomi digital telah menyumbang 10 persen dari PDB dunia dengan nilai sekitar 7,8 triliun dolar AS.