EKBIS.CO, SUKABUMI -- Produk kuliner yang dihasilkan usaha kecil dan menengah (UKM) Indonesia diminati oleh masyarakat di luar negeri. Pasalnya, produk makanan dan minuman dari Indonesia dinilai sudah cukup berkualitas.
"Contohnya pada pameran produk makanan dan minuman di Malaysia April 2017 lalu, " kata Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM I Wayan Dipta di sela-sela acara festival kuliner budaya nusantara 2017 di GOR Suryakencana Kota Sukabumi, Kamis (21/9).
Menurut I Wayan Dipta, omzet dari penjualan makanan dan minuman UKM asal Indonesia pada acara di Malaysia itu mencapai Rp 33 miliar. Padahal, jumlah pelaku UKM yang hadir hanya sebanyak 24 unit. Produk yang ditawarkan antara lain seperti kopi, teh, dan keripik dari Indonesia. Para pembeli produk kuliner itu tidak hanya dari Malaysia melainkan dari sejumlah negara lainnya di dunia.
I Wayan Dipta mengatakan respons positif masyarakat di luar negeri ini menjadi peluang bagi para pelaku UKM dalam memasarkan produk. Namun dia menilai pelaku UKM harus meningkatkan upaya produksi yang seringkali terkendala dengan tekonologi.
Tantangan lainnya yakni pengemasan produk kuliner yang sebagian harus diperbaiki. Misalnya produk UKM makanan di Sukabumi perlu ada perbaikan agar menarik untuk dibeli konsumen.
I Wayan Dipta menerangkan, Kemenkop UKM memfasilitasi untuk proses hak merek dan hak cipta para pelaku UKM. Setiap tahunnya, ada sebanyak 3.000 UKM yang mengajukan hak merek. Sementara untuk hak cipta, setiap tahunnya difasilitasi untuk sebanyak 600 UKM. Total yang difasiltasi pemerintah sejak 2015 lalu mencapai sebanyak 1.500 hak cipta.
Wali Kota Sukabumi Mohamad Muraz mengatakan, pemkot memang tengah mendorong kebangkitan UKM di Kota Sukabumi. Caranya dengan berupaya membantu pemasaran produk dalam ajang pameran seperti festival kuliner.
Muraz menerangkan, produk UKM asal Sukabumi khususnya makanan dan minuman tidak kalah dengan produk dari daerah lainnya. Misalnya produk makanan olahan ikan yang menjadi ciri khas Sukabumi.