EKBIS.CO, JAKARTA -- Pasokan beras medium di Pasar Induk Beras Cipinang dilaporkan menurun seiring dengan meningkatnya harga gabah di petani. Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kementerian Perdagangan Ninuk Rahayuningrum mengatakan, berkurangnya pasokan beras medium terjadi karena faktor alam.
Ia menjelaskan, panen kali ini jatuh pada bulan-bulan kering. Sehingga, beras yang dihasilkan lebih bagus, tidak gampang patah. Karenanya, lebih banyak beras masuk kategori premium.
"Jadi memang sudah diketahui bahwa panen kali ini gabahnya bagus. Kalau digiling tidak banyak pecah," ujarnya, saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (27/9).
Menurut Ninuk, hal yang berbeda akan terjadi jika musim panen raya tiba pada Maret mendatang. Pada bulan-bulan tersebut, sebagian besar wilayah yang menjadi lumbung padi nasional sering diguyur hujan. Hal ini akan berpengaruh pada kualitas gabah yang dihasilkan. "Maret nanti biasanya beras medium yang akan banyak."
Kendati mengakui bahwa pasokan beras medium berkurang, Ninuk memastikan masyarakat tidak akan kesulitan mendapatkan beras dengan harga terjangkau. Berdasarkan data yang diterima Kementerian Perdagangan dari Pasar Induk Beras Cipinang, stok beras medium masih ada lebih dari 2.000 ton.
Sejak 1 Oktober lalu, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan mengatur harga beras yang dibedakan berdasarkan kualitasnya, yakni beras medium dan premium. Untuk membedakannya, beras medium memiliki spesifikasi butir patah maksimal 25 persen dan kadar air maksimalnya 14 persen. Adapun spesifikasi beras premium yakni butir patahnya maksimal hanya 15 persen dengan kadar air maksimal 14 persen.