EKBIS.CO, BANDAR LAMPUNG -- Kota Bandar Lampung mencatat inflasi sebesar 0,25 persen pada September 2017. Hal tersebut dipengaruhi adanya kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 129,95 pada Agustus 2017 menjadi 130,28 pada September 2017.
"Kelompok yang memberikan andil besar dalam inflasi di Kota bandar Lampung yakni pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,40 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Yeane Irmaningrum di Bandar Lampung, Senin (2/10).
Menurut dia, pada September lalu tingkat pengeluaran rumah tangga sangat tinggi karena mulai masuk sekolah tahun ajaran baru, dan hari raya Idul Adha. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi sektor pendidikan yakni sekolah, angkutan udara, ikan, cabai merah, bubur, dan ikan.
Penyumbang inflasi untuk komoditas sektor pendidikan tertinggi yakni pengeluaran SMP 0,1741 , SD (0,0953), SMA (0,0842), dan TK (0,0574). Kemudian disusul sektor angkutan udara, layang, dan cabai merah. Sedangkan komoditas yang memberi andil inflasi terkecil yakni bawang putih (-0,0663) dan bawang merah (0,0711).
Selain itu, penyumbang inflasi juga dari kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,02 persen. Sedangkan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, kelompok sandang, transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen.
Ia mengatakan inflasi di Kota Bandar Lampung menempati urutan ke-22 dari 82 kota yang diamati perkembangan harganya. Dari 82 kota, 50 kota mengalami inflasi, dan 32 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 1,59 persen, sedangkan terendah di Mamuju sebesar 0,01 persen. Sebaliknya deflasi tertinggi terjadi di Manado sebesar 1,04 persen dan terendah di Tembilahan 0,01 persen.
Kota Bandar Lampung pada September 2017 berdasarkan penghitungan inflasi tahun kalender sebesar 2,33 persen dan inflasi tahun ke tahun sebesar 4,09 persen.