Senin 09 Oct 2017 08:41 WIB

Berawal dari Jualan Gorengan, Dede Kini Punya Warung Makan

Red: Gita Amanda
Dede dan warung makannnya.
Foto: Amartha
Dede dan warung makannnya.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Sebagai ibu rumah tangga Dede (45 tahun) memiliki kewajiban untuk mengurus keluarganya, mulai dari menyelesaikan semua pekerjaan rumah hingga mendidik anak-anak. Namun keadaan ekonomi mendesak Dede untuk ikut terjun membantu sang suami mencari nafkah, bukan hanya agar dapur tetap mengepul tapi juga untuk biaya anak sekolah.

“Saya dari dulu nggak bisa diem neng, pengennya kerja, kerja, kerja, biar ada pemasukan terus,” ujar Dede saat ditanya mengapa ia memutuskan untuk bekerja.

Perjuangan Dede dimulai dari usaha menjual aneka gorengan. Usaha ini ia pilih karena Dede sendiri minim ketrampilan, ia hanya memiliki keahlian memasak yang kemudian ia pilih sebagai jalan untuk menuai pundi-pundi rupiah. Di benaknya juga, ia ingin memulai sebuah usaha yang tidak membutuhkan modal yang besar, karena memang saat itu ia tidak memiliki cukup dana. Jadilah usaha gorengan yang hanya membutuhkan modal

sekitar Rp 250 ribu.

Setiap pagi sebelum matahari terbit, Dede sudah siap untuk berjibaku dengan aktivitasnya sehari-hari. Ia mulai dengan berbelanja di pasar, setelah itu ia menyiapkan bahan-bahan untuk membuat gorengan. Kira-kira sekitar pukul 06.30 WIB seluruh gorengannya sudah siap untuk dijajakan. Ia pun berjualan dengan berkeliling kampung.

Dari kegiatan berjualan gorengan ini, ia mendapatkan laba bersih sekitar Rp 100 ribu setiap harinya. Lambat laun pun usahanya berjalan semakin lancar, kuantitas gorengannya makin banyak. Lalu Dede pun mencoba membuat variasi dagangannya dengan berjualan nasi uduk.

“Pas udah lumayan laris, Ibu teh bingung pengen nambah dagangan tapi nggak punya modal. Terus ketemu petugas Amartha lagi sosialisasi, ibu tertarik terus ikut. Alhamdulillah, sekarang lancar usaha Ibu,” ujare Dede bercerita tentang pengalamannya.

Bergabung sejak 2015, kini Dede sudah bisa membuka warung makan kecil- kecilan di samping rumahnya. Ia berjualan aneka lauk pauk, soto dan juga gorengan.

Pendapatannya semakin meningkat. Jika sebelumnya hanya Rp 100-150 ribu setiap harinya, kini ia mampu meraup laba bersih hingga Rp 250 ribu per hari. “Ibu senang sekali, bisa dibantu sama Bapak-Ibu Investor Amartha. Jadi sekarang usaha Ibu makin lancar dan bisa nabung untuk anak sekolah. Terima kasih Bapak-Ibu investor Amartha,” kata Dede saat ditanya pengalamannya selama mendapatkan pembiayaan dari Amartha.

Sebagai perusahaan peer to peer lending Indonesia pertama dengan visi "Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia", hingga saat ini Amartha yang telah terdaftar dan diawasi oleh OJK sebagai Penyelenggara Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi, terus fokus untuk memberikan akses keuangan merata pada masyarakat di piramida terbawah.

Khususnya mereka, masyarakat unbanked yang tidak mendapatkan akses keuangan formal melalui perbankan. Hingga saat ini, Amartha telah mengucurkan dana lebih dari Rp 141 miliar kepada lebih dari 51 ribu mitra di berbagai pelosok pedesaan yang tersebar di wilayah Pulau Jawa.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement