EKBIS.CO, MANILA -- Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menghadiri pertemuan tingkat menteri dalam forum ASEAN Economic Community Council (AECC) ke-15 di Manila, Filipina, Ahad (13/11) lalu. Dalam pertemuan tersebut, para menteri membahas implementasi kerangka kerja Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2025.
Mendag menyatakan, Indonesia tetap berkoitmen pada kerja sama MEA. Komitmen itu telah ditunjukkan dengan implementasi atas prioritas tahunan MEA yang pencapaiannya telah menyentuh angka 60 persen. Menurut Mendag, pencapaian Indonesia itu lebih tinggi dibanding kebanyakan negara ASEAN lainnya.
"Rata-rata ASEAN baru mencapai 52 persen," ujarnya, dalam keterangan pers, Senin (13/11).
Mendag mengatakan, Indonesia bertekad untuk terus meningkatkan pencapaian itu demi meneguhkan komitmennya dalam kerja sama MEA.
Hingga saat ini, ASEAN telah berhasil menyelesaikan 11 inisiatif prioritas ekonomi MEA, antara lain ASEAN Roll-on Roll-off DavaoGeneral SantosBitung, bisnis inklusif, Work Program e-Commerce 2017-2025 dan ASEAN Seamless Trade Facilitation Indicator.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Iman Pambagyo mengatakan, ada sejumlah isu penting yang menjadi catatan ke depan bagi ASEAN. Ia memandang, ASEAN harus terus memperkuat kerja sama lintas sektor dan lintas pilar untuk mencapai implementasi MEA 2025, antara lain e-Commerce, Good
Regulatory Practices, Global Value Chain (GVC), ASEAN Food Safety Regulatory Framework, dan ASEAN Business Travel Card.
Saat ini, perekonomian ASEAN menempati urutan terbesar ke-6 di dunia dan ke-3 di Asia dengan total PDB sebesar 2,55 triliun dolar AS pada tahun 2016. Pada tahun ini, pertumbuhan ekonomi ASEAN diproyeksikan dapat mencapai angka lima persen.