EKBIS.CO, TUBAN -- Pelepah pisang ternyata bisa disulap menjadi sesuatu yang bernilai jual. Dipoles dengan kreativitas, Beldeges Art berhasil membuktikan bahwa sesuatu yang bernilai seni tinggi bisa berasal dari barang yang terlihat seperti tidak bermanfaat.
Penggagas Belgedes Art, Hasan Hasanudin, menyampaikan, usaha kerajinan pelepah pisang ini bermula dari ketidaknyamanan Hasan melihat wali santri yang menunggu tanpa kegiatan. Melihat wali santri yang menunggu anaknya mengaji berkumpul tapi kegiatan, penggagas Belgedes Art putar otak. Mencoba-coba membuat produk dari pelepah pisak, objek ini kemudian jadi alat pemberdayaan wali santri agar sibuk bermanfaat. Terpikir oleh Hasan untuk memberdayakan mereka, tapi belum tahu seperti apa.
Pengasuh di Pondok Pesantren Al Husain, Tuwiri, Kecamatan Merak Urak, Tuban, itu lalu mulai mencari ide dengan berselancar di internet. Ide kerajinan pelepah pisang bermula dari sana.
Melihat banyak pelepah pisang di sekitarnya, Hasan bereksperimen agar barang yang nampak tidak bernilai itu jadi berdaya guna. Rupa-rupa percobaan dilakukan sampai akhirnya Belgedes Art mampu memproduksi gantungan kunci dan beberapa benda lain.
Meski masih banyak kurang di sana-sini, Hasan tidak putus semangat. Setelah Belgedes Art mampu menghasilkan barang layak jual, ia mulai kembali ke niatan awal memberdayakan wali santri. Semua murni dikerjakan tangan dan semula masih sebatas bantuan dari lingkungan Pesantren Al-Husain.
''Saat kualitas sudah bagus, kami baru berani memasarkan ke luar,'' ungkap Hasan seperti didokumentasikan dalam Buku UKM Indonesia, Tumbuh dan Maju Bersama Semen Indonesia.
Ia juga memanfaatkan media sosial untuk mempeluas penjualan, sambil tetap menjaga penjualan melalui jaringan kerabat dan teman. Semula respons di media daring sepi-sepi saja. ''Mungkin masih banyak yang belum yakin pelepah pisang bisa diolah jadi barang bagus,'' kata Hasan.
Pada 2011, Hasan bergabung menjadi mitra binaan Semen Indonesia. Yang ia dapat bukan cuma modal, juga pendampingan termasuk mengelola keuangan, meningkatkan kualitas produk, hingga pemasaran.
Menerapkan ilmu yang didapat, produk Belgedes Art perlahan direspons pasar. Apalagi, Belgedes Art beberapa kali diajak Semen Indonesia untuk pameran di luar kota. Hasan merasa itu sebagai kesempatan untuk menunjukkan dan menawarkan produknya.
Kini, pasar Belgedes Art lebih luas dari Tuban. Konsumen bisa menemukan produk mereka di Surabaya, Semarang, dan beberapa kota lainnya, termasuk Malaysia. Melalui anak Hasan yang bersekolah di sana, produk Belgedes Art bisa tampil di beberapa pameran di Malaysia.
Bila sebelumnya hanya gantungan kunci, kini Belgedes Arta punya produk lebih bervariasi. Bahkan konsumen bisa memesan sesuai keinginan. Omzet usaha Hasan kini tembus Rp 7 juta perbulan.
Belgedes Art memang tak bisa mengambil pesanan terlalu banyak karena tenaga terampil yang terbatas. ''Kalaupun menambah, perlu waktu agar mereka benar-benar mahir,'' kata Hasan.