Sabtu 25 Nov 2017 08:00 WIB

Du-Tra, Mendulang Keuntungan dari Bisnis Limbah Ikan

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
Adji Purwanto, binaan semen Indonesia.
Foto: semen indonesia
Adji Purwanto, binaan semen Indonesia.

EKBIS.CO, TUBAN -- Usaha yang dimulai dari ketidaksengajaan ini ternyata tumbuh jadi penopang hidup Adji Purwanto dan keluarga. Selain menguntungkan, bisnis ini juga tergolong peka lingkungan karena memanfaatkan limbah ikan.

Adjie, pria yang mengundurkan diri karena persoalan sepele dari pabrik pengolahan ikan pada 2005 ini berpikir keras agar bisa tetap menafkahi keluarga. Ia mencari ide usaha apa yang bisa ia lakukan dengan tetap menjaga optimisme. Sedang berikhtiar, seorang teman lama sesama pekerja di pabrik ikan menyodorkan kulit ikan. Adji diperbolehkan membawa kulit ikan itu untuk diolah jadi apa saja.

''Terpikir oleh saya, kalau kulit sapi bisa diola jadi rambak, masak kulit ikan tidak?,'' ungkap Adjie seperti didokumentasikan dalam Buku UKM Indonesia, Tumbuh dan Maju Bersama Semen Indonesia.

Bertolak dari sana, Adji mulail mengolah limbah kulit ikan laut seperti kerapu, lencam, kakap, dan kaci. Agar makin lezat dan tidak bau amin Adji memberi bumbu dan rempah-rempah.

Dengan sisa pesangon Rp 300 ribu, Adji memulai usaha kerupuk kulit ikan berlabel Dua Putra (Dutra). Di permulaan, kerupuk kulit ikan buatannya mudah melempem. Setelah berbagai proses, kualitas produk yang diinginkan tercapai.

Persoalan lain muncul. Rupa kerupuk kulit yang seperti kulit ular mengundang tanya konsumen. Agar tidak berlanjut, Adji menunjukkan bahan baku produknya ke pedagang-pedagang kulakan di tempatnya. Setelah itu, baru konsumen percaya kerupuk Dutra terbuat dari kulit ikan.

Dengan tantangan-tantangan yang dihadapi itu, usaha kerupuk Dutra baru benar-benar berjalan pada 2007, terutama pasca Adji mengikuti pameran dagang Semen Gresik di pabrik Tuban. Di sana, dagangan kerupuk Dutra laris manis. Dalam sehari, Adji bisa mengolah sampai 200 kuintal kulit ikan.

Pabrik kerupuk Dutra di Desa Kenanti, Kecamatan Tambakboyo, Tuban, mempekerjakan 13 orang. Jumlah mereka bisa susut, bergantung hasil tangkapan ikan di laut.

Bila bahan baku di Tuban habis, Adji mencarinya ke Sidoarjo, Bangil, Probolinggo, Semarang, Jakarta, Makassar, bahkan sampai Tual, Maluku. Beruntung, pemesanan dan pengiriman relatif mudah.

Nama kerupuk kulit ikan Dutra khas Tuban itu kian cemerlang setelah menjadi pemenang III lomba UKM Bidang Pengolahan Perikanan yang diadakan Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Pusat tahun 2009. Sebelumnya, kerupuk ikan Dutra sendiri sudah mejuarai lomba setupa di tingkat kabupaten dan provinsi. Sebagai hadiah, Adji diberangkatkan mengikuti pelatihan pengolahan ikan di Jepang selama 12 hari.

''Sejak awal saya yakin bisa menang, sebab bisnis ini mengolah limbah ikan menjadi tiga produk hingga benar-benar tidak tersisa,'' kata Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Sumber Makmur yang menaungi 60 UKM makanan dan minuman itu.

Ketiga produk itu adalah kerupuk kulit ikan itu sendiri, sisa daging yang menempel di kulit yang kemudian diambil lalu dijual ke peternak lele, dan sisik ikan dijual ke Cepu untuk kemudian di ekspor ke Jepang untuk bahan kosmetik.

Untuk produk kerupuk ikan, dalan sehari Adji bisa mengirim 200-300 bungkus kerupuk ke sejumlah daerah di Jatim, Jateng, Jabar, hingga Jakarta. Tiap bungkus dibanderol Rp 11 ribu sampai Rp 20 ribu. Pemasaran juga Adji lakukan di Rest Area Tuban. Dalam sebulan omzet Dutra bisa mencapai Rp 50 juta.

Adji tak memungkiri, sukses usahanya tak lepas dari keterlibatan Semen Indonesia. Sebagai mitra binaan, dia pernah mendapat pinjaman dana Rp 12,5 juta yang digunakan untuk memperbaiki sarana produksi serta bimbingan

manajemen pemasaran maupun keuangan. Belum lagi uang saku saat Adji mengikuti pelatihan di Jepang.

Begitu pula kesempatan mengikuti pameran antara lain di Semarang, Jogjakarta, Jakarta dan Blora. ''Pameran yang saya ikuti bersama Semen Indonesia membuat kerupuk kulit ikan Dutra makin populer.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement