EKBIS.CO, LANGGUR -- Maskapai penerbangan Sriwijaya Air secara resmi akan mengoperasikan pesawatnya untuk melayani penerbangan dari dan ke Kabupaten Maluku Tenggara (Malra), terhitung mulai 27 Desember 2017.
"Dipastikan besok Sriwijaya Air akan landing perdana di Bandara Karel Sadsuitubun Malra, setelah maskapai memenuhi seluruh administrasi. Surat izin pun telah kami terima, apresiasi kami juga untuk Kepala Bandara yang turut andil mengurus administrasinya," kata perwakilan Sriwijaya Air, Baltazar Erens Nussy, di Langgur, Selasa.
Menurut dia, penerbangan perdana akan dilakukan dari Makassar, Sulawesi Selatan ke Langgur, ibu kota Malra, pulang pergi (PP).
Rute Bandara internasional Sultan Hasanuddin (Makassar) ke bandara Karel Sadsuitubun PP diagendakan setiap Senin, Rabu dan Jumat.
"Kalau nanti peminatnya ternyata banyak dan pelayanan berjalan baik, kami bisa tingkatkan jadi setiap hari," kata Baltazar.
Ia juga menyatakan penerbangan dari dan ke Langgur merupakan bentuk dukungan terhadap program pemerintah yang gencar mengembangkan sektor pariwisata di Indonesia.
"Kami telah lama melirik Langgur karena menyimpan banyak atraksi keindahan alam, bahari dan budaya. Selain menambah daftar destinasi wisata yang dimiliki Sriwijaya Air Group, rute ini diharapkan dapat mendongkrak angka kunjungan wisatawan di Indonesia, khususnya di Maluku Tenggara," katanya.
Jadwal penerbangan Makassar-Langgur PP yakni berangkat dari Makassar pada pukul 03.00 WITA dan tiba di Langgur pada pukul 06.25 WIT. Rute sebaliknya yaitu berangkat dari Langgur pukul 07.15 WIT dan tiba di Makassar pada pukul 08.35 WITA.
Rute tersebut terkoneksi dengan penerbangan menuju Jakarta, Surabaya, Jogjakarta, Bali, Balikpapan, Banjarmasin, Berau, Kendari, Medan, Luwuk, Palembang, Bangka, Belitung, dan Semarang.
Penerbangan perdana rute Makassar-Langgur akan dilayani dengan menggunakan armada Boeing 737 500 yang memiliki kapasitas 120 kursi dan terdiri dari dua jenis kelas. Untuk kelas eksekutif ada delapan kursi sedangkan 112 kursi lainnya kelas ekonomi.
"Mengenai harga, kita mempunyai konstruksi harga karena kita mempunyai sistem soft classi (ada beberapa klas). Kelas ekonomi harga terendah Rp 685.000 dan harga paling tinggi Rp 2,2 juta. Kelas bisnisnya Rp 2,3 juta sampai Rp 2,6 juta," kata Baltazar.
Untuk penerbangan perdana, lanjutnya, tiket dijual Rp 927.000 dan sempat naik menjadi Rp 1,4 hingga Rp 1,5 juta akibat permintaan cukup tinggi.
"Kami cukup puas untuk antusias masyarakat saat ini, tanggapan sangat positif, bahkan masyarakat ingin kami menambah rute baru lagi yakni Langgur-Ambon PP, serta Langgur-Timika (Papua) PP. Itu butuh proses, tetapi kami tetap menampung aspirasi masyarakat," kata Baltazar.