EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu sore (10/10, bergerak melemah tipis sebesar lima poin menjadi Rp 13.443 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp 13.438 per dolar Amerika Serikat (AS).
Analis Analyst FXTM, Lukman Otunuga di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa prospek kenaikan suku bunga Amerika Serikat pada 2018 masih menjadi salah satu faktor yang menekan mata uang pasar berkembang termasuk rupiah.
"Dolar AS naik terhadap sejumlah mata uang utama karena optimisme pasar terhadap The Fed yang akan meningkatkan suku bunga setidaknya dua kali pada tahun 2018 ini," kata Lukman Otunuga.
Kendati demikian, kata dia, prospek apresiasi dolar AS masih agak rapuh karena inflasi di Amerika Serikat relatif masih rendah. Dari sudut pandang teknis, dolar AS juga masih berada dalam tekanan.
Sementara itu, analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan pergerakan mata uang rupiah masih ada kecenderungan melanjutkan pelemahannya seiring berkurangnya volume beli di tengah mulai minimnya sentimen positif baru.
"Pelaku pasar sedang tertuju pada sentimen eksternal, salah satunya kebijakan pemangkasan pajak di Amerika Serikat," kata Reza.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu (10/1) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp 13.449 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 13.428 per dolar AS.