Kamis 11 Jan 2018 19:35 WIB

Komisi IV DPR RI Pertanyakan Produksi Beras

Rep: Ali Mansur/ Red: Karta Raharja Ucu
Beras (ilustrasi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Beras (ilustrasi)

EKBIS.CO,   JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi IV DPR, Daniel Johan mempertanyakan produksi beras Indonesia yang ditargetkan pada 2017 mencapai 70-an juta ton per tahun. Maka kalau produksinya meningkat, Indonesia sudah surplus beras dan bukan hanya bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri sendiri, tapi juga bisa memenuhi kebutuhan dunia.

Namun, kata Daniel, kenyataannya stok beras di pasaran berkurang, sehingga harga melambung tinggi hingga mencapai 24 persen, yang pada akhirnya membuat masyarakat menjerit. "Sehingga timbul pertanyaan kami, benarkah produksi meningkat seperti yang dikatakan pemerintah, kata Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), saat dikonfirmasi, Kamis (11/1).

Daniel menambahkan, pemerintah seharusnya bisa mengatur (managemen) pengelolaan penanaman. Siklusnya harus diatur kebutuhannya berapa setiap bulan dan penanamannya harus di bulan apa. Sehingga jangan sampai panen secara serempak sehingga membuat harga anjlok yang kemudian membuat petani menangis. Begitupun ketika panen terganggu (paceklik), beras dipasaran ikut menghilang, dan harga menjadi sangat tinggi yang pada akhirnya malah membuat rakyat menangis.

Semua itu, menurut Daniel akibat belum terbentuknya Badan Pangan Nasional yang menjadi amanah undang-undang. Sehingga membuat penanganan masalah pangan menjadi parsial.

Tidak hanya itu, Bulog pun dibuat mandul. Karena di satu sisi Bulog harus mampu memenuhi kewajiban sosial politik sehingga tercipta kestabilan nasional, disisi lain ia pun dituntut untuk mampu memberikan keuntungan pada negara.

"Sehingga bagaimana Bulog mau menjalani semua tugasnya itu. Yang paling mudah menurut saya, jadikan Bulog sebagai badan pangan nasional," keluh Daniel.

Maka dengan demikian, semua masalah komiditas pangan menjadi tanggung jawab Bulog, tentunya disertai dengan berbagai kewenangan di dalamnya. Tapi ini kita (Komisi IV) rapat terus tapi pemerintah tetap ngotot, jadi mentok disana. Sementara Mafia selalu dijadikan kambing hitam.

"Ya jika memang ditemukan adanya mafia, segera ambil tindakan tegas. Cari mekanisme yang tepat untuk memberantas Mafia. Kedua cari mekanisme agar ada nilai tambah ke petani juga, tidak hanya ke pedagang, tutup Daniel.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement