EKBIS.CO, LONDON -- Coca-Cola berjanji akan menggunakan botol dan kaleng ramah lingkungan pada 2030 mendatang. Coca-Cola mengklaim ini bagian tanggung jawab mereka terhadap lingkungan.
Melalui kampanye Dunia Tanpa Sampah, Coca-Cola mengakui perusahaan makanan dan minuman punya tanggung jawab besar terhadap peningkatan sampah. ''Dunia tengah menghadapi masalah dan seperti perusahaan lain, kami juga ingin jadi bagian dari solusi,'' kata CEO Coca-Cola, James Quincey seperti dikutip BBC, Jumat (19/1).
Coca-Cola juga mengakui konsep sirkular ekonomi dimana plastik dan alumunium bisa digunakan kembali ketimbang dibuang. Quicey yakin, setiap kemasan punya nilai dan daya guna lebih lama.
''Bila sesuatu bisa didaur ulang, maka harus didaur ulang. Kami ingin membantu masyarakat ikut berperan,'' ungkap Quicey.
Coca-Cola tengah berusaha meningkatkan daya daur ulang material yang mereka gunakan pada kemasan produk, termasuk mengembangkan resin berbasis tumbuhan. Coca-Cola juga akan berinvestasi pada edukasi konsumen dalam praktik daur ulang.
Menurut Quicey, memang terkesan romantis mendengar dunia tanpa kemasan plastik bagi bumi. Tapi itu sekaligus mengabaikan manfaat plastik mencegah makanan cebat busuk dan kontaminasi.
Greenpeace menyambut baik niat Coca-Cola berupa reduksi penggunaan botol plastik dari tujuh persen saat ini menjadi 50 persen pada 2030 mendatang. Sayangnya, target itu kurang ambisius dibanding komitmen yang dibuat Coke UK untuk mencapai target serupa ada 2020.
Oceans Campaigner di Greenpeace Inggris, Tisha Brown mengatakan rencana Coca-Cola terbilang datar-datar saja bila bicara soal pemangkasan penggunaan plastik. Coca-Cola perlu juga mengurangi dan menggunakan kembali, sama seperti mendaur ulang.
''Dunia 'sedikit' tanpa sampah itu memungkin, tapa hanya jika perusahaan seperti Coca-Cola berhenti memproduksi sampah plastik,'' kata Brown.