EKBIS.CO, JAYAPURA -- Manajemen PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) VIII Maluku-Papua terus menjaga ketahanan stok Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kabupaten Asmat. Ini dilakukan sebagai bentuk dukungan atas penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) campak dan gizi buruk di daerah ini.
"Berdasarkan hasil koordinasi dengan kepala syahbandar, hari ini kapal akan berlayar dari Jobber Timika menuju Asmat dengan estimasi waktu tempuh 24 jam," ujar Unit Manager Communication dan CSR Pertamina MOR VIII Eko Kristiawan, di Jayapura, Senin (22/1).
Ia menyebutkan di Asmat terdapat delapan lembaga penyalur BBM yang terdiri dari tujuh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kompak dan satu SPBU khusus nelayan, dengan harga jual premium Rp 6.450 per liter dan solar Rp 5.150 per liter.
Menurutnya, konsumsi utama BBM masyarakat di Kabupaten Asmat adalah produk premium untuk transportasi sungai menggunakan perahu kecil atau speed boat. Sehingga relatif tidak ada penggunaan BBM untuk kendaraan darat karena kontur wilayah tersebut berupa sungai dan rawa.
Eko memastikan Pertamina akan terus berkoordinasi dan bekerja sama dengan pihak terkait untuk memastikan distribusi BBM di Asmat dan wilayah lainnya berjalan lancar. "Kami senantiasa berupaya maksimal untuk selalu menjaga ketahanan stok di seluruh lembaga penyalur, dan semoga tidak ada kendala cuaca dalam distribusi BBM itu," kata dia.
Pertamina juga melaksanakan program jangka panjang selama satu tahun untuk membantu penanggulangan KLB campak dan gizi buruk di Asmat. Program tersebut meliputi pemberian bantuan tambahan asupan gizi dan pengadaan faslitas pelayanan kesehatan berupa speed boat.
Jumlah bantuan yang disalurkan selama setahun ke depan untuk tiga titik distrik di Kabupaten Asmat adalah Rp 1,8 miliar.