EKBIS.CO, JAKARTA -- Bulog memastikan impor beras yang dilakukan tidak sesuai dengan rencana awal sebesar 500 ribu ton. Beras yang akan diimpor hanya 346 ribu ton atau kurang dari itu.
"Tampaknya dua pemasok Pakistan total 65 ribu ton kesulitan," ujar Direktur Pengadaan Bulog Andrianto Wahyu Adi saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (23/1).
Itu artinya, ada kemungkinan beras impor yang datang ke Indonesia di bawah angka 346 ribu ton tersebut. Impor tidak sesuai rencana sebelumnya telah diperkirakan lantaran keterbatasan waktu.
Andrianto menjelaskan, jangka waktu pengapalan yang sangat ketat menjadi alasan realisasi impor tidak sesuai rencana. Bulog ditugasi melakukan impor pada 15 Januari 2018 dan baru tender pada 19 Januari.
Sementara, importir memerlukan waktu untuk mengumpulkan barang dari gudang dan membeli dari petani buat memenuhi permintaan. Sedikitnya perlu lima hari kerja untuk mengumpulkan pasokan tersebut.
Baca juga, Mentan: Pemerintah Berikan yang Terbaik untuk Rakyat.
Masih ada waktu cukup panjang mengingat keterbatasan kapasitas angkut harian di pelabuhan. Kondisi itu ditambah waktu tempuh perjalanan untuk tiba di Indonesia. Ia memperkirakan, perlu 17 hari untuk beras asal Thailand tiba di pelabuhan Indonesia.
"Itu sudah 17 hari, kalau dari Thailand kalau dari India itu kan tambah lagi 7 atau 8 hari, bisa 25 hari dia, mepet," ujarnya.
Kekhawatiran tidak mampu memenuhi tenggat waktu juga muncul karena adanya libur perayaan Imlek di Singapura. Padahal, pengiriman dengan kontainer perlu transit ke negara tersebut. "Jadi mereka nggak sanggup karena terlalu mepet waktunya," kata dia.
Ia melanjutkan, pihaknya membutuhkan beras dalam waktu sangat cepat hingga akhir Februari. Sementara, jika beras tiba di Indonesia melebihi tanggal tersebut maka tidak akan dilakukan pembayaran. Beras impor asal Thailand dan Vietnam diperkirakan akan tiba dalam waktu dekat ke Indonesia.
"Kami estimasi kapal pertama dari Vietnam atau Thailand tiba minggu kesatu hingga kedua Februari," ujarnya.