Ahad 18 Feb 2018 12:12 WIB

Bulog Belum Maksimal Serap Gabah Petani

Petani menyampaikan seharusnya Bulog menyerap gabah mereka saat seperti sekarang.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Budi Raharjo
Pekerja menjemur gabah padi hasil panen. (ilustrasi)
Foto: Antara
Pekerja menjemur gabah padi hasil panen. (ilustrasi)

EKBIS.CO, SUBANG -- Bulog Sub Divre Subang mengklaim sampai saat ini penyerapan gabah masih belum maksimal. Padahal, saat ini panen sudah berlangsung di sejumlah wilayah. Alasan, harga di pasaran masih cukup tinggi.

Kepala Bulog Sub Divre Subang, Agus Supriyanto, mengatakan saat ini harga gabah di tingkat petani masih di atas Rp 5.500 per kilogram untuk kondisi basah. Sedangkan, Bulog bila melakukan pembelian akan merujuk pada aturan. Yaitu, ketentuannya harga pembelian pemerintah (HPP) yakni Rp 4.070 kilogram per kilogramnya.

"Makanya, penyerapan kita sampai saat ini masih belum maksimal," ujarnya, kepada Republika, Ahad (18/2).

Saat ini, lanjut Agus, penyerapan gabah masih di kisaran 300 ton. Akan tetapi, pihaknya terus berupaya untuk terus melakukan penyerapan. Salah satunya, dengan melibatkan mitra kerja serta petani yang sudah menjadi rekanan Bulog sejak lama.

Pihaknya optimistis, penyerapan gabah akan meningkat pada Maret mendatang. Sebab, di bulan tiga itu, petani sedang panen raya. Dengan harapan, saat panen raya harga gabah akan turun. Karena itu, Bulog siap menyerap petani dalam jumlah banyak. "Kalau untuk stok beras, masih cukup aman. Jumlahnya mencapai 12 ribu ton," ujarnya.

Sementara itu, petani asal Desa Tambakjati, Kecamatan Patokbeusi, Manaf Hadi Permana, mengatakan, seharusnya Bulog melakukan penyerapan gabah petani saat seperti sekarang. Yakni, ketika harga tinggi. Akan tetapi, saat harga tinggi pemerintah tak pernah hadir membeli gaba petani. "Seharusnya, pembelian pemerintah ini mengikuti pasar," ujar Manaf.

Saat ini, harga gabah di tingkat petani mencapai Rp 7.000 sampai Rp 8.500 per kilogramnya. Harganya masih cukup tinggi. Karena, yang panennya masih sedikit. Adapun panen raya, diprediksi akhir Februari sampai awal April mendatang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement