EKBIS.CO, GROBOGAN -- Memasuki panen raya padi yang sedang berlangsung dan untuk mendukung penyerapan gabah/beras petani oleh Perum Bulog, Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan), Agung Hendriadi, melakukan safari serapan gabah petani (Sergap) ke Kabupaten Demak, Kudus, dan Grobogan, Jawa Tengah, Rabu (28/2).
Menurut Agung, upaya menyerap gabah petani ini sangat penting dilakukan Bulog untuk mengisi cadangan pangan pemerintah. “Jajaran Bulog harus segera menyerap gabah petani. Momentum ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, mumpung saat ini sedang panen raya, sehingga harga tidak jatuh,” kata Agung saat menginisiasi dan menyaksikan kesepakatan pembelian gabah petani oleh Bulog yang dihadiri perwakilan Bulog, TNI, BRI, dan Dinas Ketahanan Pangan Jawa Tengah.
Agung melanjutkan, seharusnya Bulog bisa maksimal menyerap gabah petani lantaran sudah diberikan keleluasaan untuk membeli gabah dengan harga fleksibilitas dari harga pembelian pemerintah (HPP) 20 persen. Apalagi, serap gabah petani juga dilakukan untuk membantu petani memperoleh harga yang menguntungkan, sehingga petani termotivasi dalam menjalankan usahanya.
“Kasihan petani kalau terus merugi. Mereka adalah para pahlawan pangan yang sebenarnya. Karena mereka inilah yang memproduksi dan menghasilkan pangan,” ujar Agung.
Dia menyatakan, saat ini Jawa Tengah merupakan salah satu penyumbang beras nasional kedua setelah Jawa Timur. Target serapan gabah petani oleh Bulog Jawa Tengah mencapai 453.500 ton.
Beberapa upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk mencapai target, antara lain sudah dilakukan pemetaan daerah yang akan panen, melakukan koordinasi, dan eksekusi pembelian langsung di lapangan bersama-sama Bulog, TNI, dan BRI.
“Jika hal ini dilakukan terus bersama-sama, kami yakin target serapan gabah untuk Jawa Tengah akan tercapai,” ujar Suryo.
Dari kunjungan ke Kabupaten Demak, Kudus, dan Grobogan, Agung menerangkan, masih ada gabah kering panen (GKP) yang dijual dengan harga Rp 4.400 per kilogram. Bahkan, di Grobogan masih ada beras medium yang dijual dengan harga Rp 8.200 per kilogram di penggilingan.
Karena itu, harus segera dilakukan pembelian oleh Bulog untuk mengisi cadangan beras pemerintah. Sebab. jika terlambat dikhawatirkan harganya akan naik.
Adanya kegiatan serap gabah petani disambut gembira oleh Faqih, petani dari Desa Kedungwaru Lor, Kecamatan Karanganyar, Demak. “Kami senang pemerintah datang dan melakukan pembelian langsung di lapangan karena harganya menguntungkan,” ujar Faqih.