Kamis 01 Mar 2018 14:56 WIB

Khasiat Sehat Ubijalar untuk Kini dan Masa Depan

Banyak sekali penyakit menyeramkan muncul akibat dari pola makan yang salah.

Red: EH Ismail
Ubijalar.
Foto: Humas Balitbangtan.
Ubijalar.

Menjalani pola hidup sehat memang tidak semudah yang dibayangkan, diucapkan, dan apalagi diterapkan di kehidupan sehari-hari. Hidup sehat terdapat pada pola hidup, baik dari segi pola pikiran maupun makanan. Mengedepankan kesehatan tubuh dan jiwa adalah yang utama karena sehat itu nikmat.

Pepatah mengatakan, seseorang tidak akan menghargai kesehatannya sendiri di saat ia masih sehat. Begitu pentingnya kesehatan sehingga ada orang yang rela membayar miliaran rupiah untuk kesehatan dirinya di saat dia sakit.

Akhir-akhir ini, banyak sekali penyakit menyeramkan muncul akibat dari pola makan yang salah. Hal itu menjadikan makanan hanya sebagai penghilang rasa lapar dan pemberi kenikmatan sesaat, tanpa mempedulikan isi kandungan makanan. Padahal, sudah banyak ditulis di media massa cara makan yang baik dan benar, yang tidak sekadar membuat kita kuat dan sehat, tapi juga kebal terhadap serangan berbagai macam penyakit.

Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat, maka tuntutan konsumen terhadap bahan pangan juga kian bergeser. Ubijalar merupakan salah satu sumber karbohidrat selain beras sebagai bahan pangan mulai diminati masyarakat. Bahkan, dengan kandungan vitamin A dan C, zat besi, kalsium, protein, dan karbohidrat yang tinggi, ubijalar dipopulerkan sebagai pangan fungsional.

Untuk kesehatan, jangan pernah lagi menyia-nyiakan ubijalar karena khasiatnya lebih dahsyat untuk menjaga kesehatan tubuh. Bahan pangan yang kini mulai banyak diminati konsumen bukan saja yang mempunyai komposisi gizi yang baik serta penampakan dan citarasa yang menarik, tetapi juga harus memiliki fungsi fisiologis tertentu bagi tubuh.

Ubijalar yang termasuk umbi-umbian ini memiliki tekstur lembut dan memiliki berbagai macam warna umbi yaitu putih, kuning/orange, merah, dan ungu. Harga ubijalar relatif murah, namun jarang masuk dalam menu keluarga kita. Padahal, di dapur-dapur orang Barat dan Asia Timur Raya, seperti Jepang, ubijalar merupakan primadona dan harganya pun relatif mahal.

Karbohidrat yang dikandung ubijalar masuk dalam klasifikasi Low Glycemix Index (LGI, 54). Artinya, sangat cocok untuk penderita diabetes. Mengonsumsi ubijalar tidak secara drastis menaikkan gula darah, berbeda halnya dengan sifat karbohidrat dengan Glycemix index tinggi, seperti beras dan jagung.

Ingin mata sehat, makan ubijalar kuning/orange. Ubijalar orange banyak mengandung gizi dengan beta-karotennya yang sama bahkan lebih tinggi kandungan beta karoten dari pada wortel.

Sebagian besar serat ubijalar merah merupakan serat larut yang dapat menyerap kelebihan lemak/kolesterol darah, sehingga kadar lemak/kolesterol dalam darah tetap aman terkendali. Serat alami oligosakarida yang tersimpan dalam ubijalar dapat mencegah sembelit dan memudahkan buang angin.

Pada ubijalar ungu terdapat senyawa antosianin. Antosianin mampu menghalangi laju perusakan sel radikal bebas akibat nikotin, polusi udara, dan bahan kimia lainnya. Antosianin juga berperan dalam mencegah terjadinya penuaan, kemerosotan daya ingat dan kepikunan, polyp, asam urat, penderita sakit mah (asam lambung, penyakit jantung koroner, penyakit kanker, dan penyakit-penyakit degeneratif, seperti arteosklerosis.

Antosianin juga memiliki kemampuan sebagai antimutagenik dan antikarsinogenik terhadap mutagen dan karsinogen yang terdapat pada bahan pangan dan olahannya, mencegah gangguan pada fungsi hati, antihipertensi dan menurunkan kadar gula darah (antihiperglisemik). Hampir semua zat gizi yang terkandung dalam ubijalar ungu mendukung kemampuannya memerangi serangan jantung koroner.

Bagi penderita yang mabuk jalan atau sering muntah-muntah, serta ibu-ibu hamil muda yang sering muntah-muntah, silakan mencoba ubijalar dan rasakan manfaatnya.

Kandungan gizi dan manfaat senyawa pada ubijalar memiliki komponen fungsional kesehatan. Permintaan konsumen terhadap ubijalar dengan kandungan antosianin dan beta karoten tinggi cenderung meningkat dan untuk itu diperlukan varietas unggul yang dapat memenuhi permintaan konsumen. Badan Litbang Pertanian telah melepas 3 varietas ubijalar dengan kadar antosianin tinggi (Antin 1, Antin 2, dan Antin 3) dan 2 varietas dengan kadar beta karoten tinggi (Beta 1 dan Beta 2) yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai sumber bahan yang sehat dan menyehatkan. (Marwoto/Febliza ZP)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement