Ahad 11 Mar 2018 13:52 WIB

Pabrik Pengolahan Garam Rp 900 M Beroperasi di Gresik

Swasembada garam bantu penguatan beragam industri yang jadi andalan.

Rep: intan Pratiwi/ Red: Indira Rezkisari
Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto
Foto: RepublikaTV/Fakhtar Kahiron Lubis
Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto

EKBIS.CO, JAKARTA -- Kinerja industri nasional akan semakin tumbuh dan berdaya saing apabila ketersediaan pasokan bahan baku bisa terjaga. Garam adalah salah satu bahan baku pokok yang sangat dibutuhkan oleh sejumlah sektor manufaktur untuk menopang keberlanjutan produktivitasnya.

"Jadi, garam mendukung supply chain dan meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. Untuk itu, kami terus mendorong investasi baru atau ekspansi di sektor industri pengolahan garam di Indonesia," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melalui keterangan tertulisnya, Ahad (11/3).

Menperin memberikan apresiasi kepada PT UNIchemCandi Indonesia atas sumbangsihnya dalam upaya membangun ketahanan pangan nasional melalui pembangunan pabrik pengolahan garam industri dan konsumsi yang berbasis teknologi tinggi. "Ini sejalan dengan program pemerintah, yaitu swasembada garam. Selain itu mampu berkontribusi terhadap perekonomian kita," tegasnya.

Adanya pembangunan pabrik baru milik PT UNIchemCandi Indonesia di Gresik, Airlangga meyakini, struktur industri nasional semakin kuat dan dalam sehingga akan mampu kompetitif di pasar domestik maupun ekspor. Inilah yang dibutuhkan oleh Indonesia, membuat industri pengolahan di dalam negeri. "Apalagi, industri-industri yang menyerap bahan baku garam merupakan sektor andalan," tuturnya.

Menperin pun mendorong PT UNIchemCandi Indonesia agar terus memperluas usahanya, bahkan bisa menaikkan kapasitas produksinya hingga 10 kali lipat sehingga dapat memasok permintaan pasar dalam negeri. Kami mendukung pabrik ini berkembang dan menjadi contoh bagi perusahaan lain, ujarnya.

Direktur Utama PT UNIchemCandi Indonesia Unn Harris menyampaikan, pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produksinya. Melalui pembangunan pabrik baru ini, kami telah melakukan investasi pengolahan garam dengan proses washing dan refinery, jelasnya.

Pabrik seluas 8 hektare dengan nilai investasi sebesar Rp 900 miliar ini, terdiri dari tiga lini produksi. Dua lini untuk garam pencucian dan satu lini untuk garam rafinasi. Dengan kapasitas terpasang saat ini yang mencapai 300 ribu ton per tahun, PT UNIchemCandi Indonesia merupakan industri pengolahan garam terbesar di Indonesia.

Rincian kapasitas produksi sekarang, untuk garam rafinasi sekitar 70 ribu ton per tahun, sedangkan garam pencucian sebanyak 180 ribu ton per tahun. "Namun, pabrik kami ini bisa diperluas lagi hingga 5 lini dengan total kapasitas produksi mencapai 450 ribu ton per tahun," ungkapnya. Apabila garam lokal tersedia PT UNIchemCandi Indonesia menyerap hingga 200 ribu ton per tahun.

Unn juga menilai, pabrik baru di Gresik ini satu-satunya industri pengolahan garam yang menggunakan teknologi Pure Vacuum Dry (PVD). Jadi, pabrik ini berbasis teknologi tinggi dan terkini, seperti teknologi OCS, full robotic dan automatic palletizing system untuk menghasilkan garam rafinasi dengan kadar NaCl lebih tinggi dari 99 persen dan dengan kadar impurities yang sangat rendah, paparnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement