REPUBLIKA.CO.ID LONDON -- Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menjelaskan sejumlah daya tarik keuntungan berinvestasi di Indonesia kepada para pengusaha dan investor dari Inggris. Wimboh menyampaikan peluang-peluang investasi dalam pembangunan infrastruktur yang sedang digenjot pemerintah.
Indonesia dengan berbagai kelebihan dan keunikannya menyimpan kesempatan besar bagi investor mancanegara untuk berinvestasi di Indonesia. Investor asing ini, kata Wimboh, bisa masuk baik melalui investasi langsung atau investasi portofolio di pasar modal.
"Inggris hanya berada diperingkat 11 investasi terbesar di Indonesia, kalah dari Belanda yang diperingkat ketujuh. Saya ingin Inggris yang pertama," ujar Wimboh dalam acara "The Indonesia Infrastructure Investment Forum 2018" di London yang diselenggarakan BKPM, KBRI London, dan Bank Indonesia (BI), Jumat (6/3) waktu setempat.
Forum dengan topik "Indonesia Infrastructure Projects: Investment and Financing Opportunities" itu mengundang sekitar 100 investor dari Inggris Raya. Mereka mendengarkan lebih detail kondisi Indonesia dan alternatif investasi yang tersedia khususnya pada pembangunan infrastruktur.
Wimboh menyebutkan ada enam alasan utama keuntungan berinvestasi di Indonesia. Pertama, kondisi ekonomi Indonesia saat ini sangat solid. Sektor jasa keuangan juga dalam kondisi sehat dan memiliki kapasitas untuk tumbuh.
Kedua, semua lembaga pemeringkat global telah memperbaiki sovereign rating Indonesia menjadi investment grade status. Baru-baru ini, lembaga pemeringkat Jepang R&I juga meningkatkan peringkat Indonesia dari BBB- ke BBB, menyusul Fitch and Japan Credit Rating Agency.
Ketiga, indeks daya saing global Indonesia juga meningkat dari 41 pada 2017, menjadi 36 pada 2018. Keempat, dalam laporan "Ease of Doing Business 2018" dari Bank Dunia, Indonesia naik 34 posisi ke posisi 72, dari posisi 91 pada 2017.
Kelima, Indeks Infrastruktur Transportasi yang dikeluarkan oleh Forum Ekonomi Dunia, peringkat Indonesia juga meningkat sebagai hasil pembangunan infrastruktur masif, dari posisi ke-36 pada 2017 sampai 30 pada tahun 2018.
Yang terakhir, "US News" baru baru ini juga menjadikan Indonesia sebagai tujuan investasi paling menarik kedua di dunia berdasarkan survei yang diikuti oleh 21 ribu responden dari 80 negara.
OJK bersama dengan Pemerintah dan Bank Indonesia memiliki komitmen yang besar untuk memperbaiki iklim investasi di Indonesia. Juga, menyediakan beragam instrumen keuangan untuk pembiayaan infrastruktur seperti sekuritisasi aset/future income, green bonds, perpetual bonds, dan obligasi daerah.
"Kami akan membuka pintu selebar lebarnya untuk menfasilitasi para investor yang ingin berinvestasi di Indonesia," kata Wimboh.