EKBIS.CO, JAKARTA – Kedaulatan pangan nasional hanya bisa terwujud apabila negara memiliki cadangan pangan yang kuat.
“Kita harus punya cadangan pangan yang kuat, sehingga jika ada masalah pangan kita bisa melakukan intervensi. Misalnya, untuk stabilitasi harga dan membantu masalah pangan lainnya,” kata Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi, dalam diskusi publik bertajuk "Forum Monitor", di Jakarta, Rabu (21/3).
Menurut Agung, untuk memperkokoh cadangan pangan pemerintah, gudang-gudang bulog harus segera diisi. Apalagi, bulog mendapat tugas dari pemerintah untuk menjaga stok pangan dan menstabilkan harga pangan.
“Kami melakukan serab gabah petani ke daerah-daerah dengan tujuan mengisi cadangan pangan pemerintah, dalam hal ini gudang-gudang yang dikelola bulog, sehingga ketahanan pangan kita kuat,” tutur Agung.
Jika cadangan beras pemerintah lemah, kata dia, maka negara akan sulit melakukan intervensi pasar manakala harga beras dikuasai pedagang. Begitupun apabila ada bencana alam dan kebutuhan darurat lainnya. Karena itu, Kementan saat ini terus melakukan kegiatan serab gabah sebanyak-banyaknya. “Mumpung saat ini sedang panen raya.”
Anggota komisi IV DPR, Fadholi mengatakan, dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional perlu melihat dari sektor hulu, di antaranya penyediaan infrastruktur guna peningkatan produktivitas para petani.
“Petani tidak bisa berproduksi baik jika infrastruktur tidak disediakan dengan maksimal. Sekarang ini baru sekian persen infrastruktur yang sudah tersedia. Salah satunya persoalan irigasi hingga persoalan keberadaan sumber air,” tegas Fadloli.
Direktur OPP Bulog Karyawan Gunarso menerangkan, Bulog memegang konsep tiga pilar dalam mengimplementasikan tugas yang diamanatkan pemerintah sebagai pengendali harga dan pengendali distribusi. Ketiga pilar itu adalah ketersediaan, keterjangkauan, dan stabilitas.
“Ketiganya harus terintegrasi dengan baik. Begitu ketersediaan tidak terpenuhi atau pengadaannya tidak merata, maka ketahanan pangan tidak tercapai,” ujar Karyawan.