Rabu 28 Mar 2018 15:22 WIB

Pertamina Tambah Pasokan Premium di Riau

Permintaan Premium di Riau setiap harinya berada di kisaran seribu kiloliter.

Red: Andi Nur Aminah
Warga mengisi BBM jenis premium di SPBU (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Warga mengisi BBM jenis premium di SPBU (ilustrasi)

EKBIS.CO,  PEKANBARU -- Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I menyatakan menambah pasokan Premium sebanyak 1.400  hingga 1.500 Kiloliter (KL) bagi wilayah Provinsi Riau. Hal kitu dilakukan untuk mengantisipasi tingginya permintaan masyarakat.

"Permintaan Premium di Riau setiap harinya berada di kisaran 1.000 KL. Kini pasokan tersebut ditingkatkan menjadi sekitar 1.400 hingga 1.500 KL," kata Branch Manager PT Pertamina (Persero) MOR I wilayah Sumbar-Riau Rahman Pramono Wibowo melalui siaran persnya kepada Antara di Pekanbaru, Rabu (28/3).

Rahman Pramono menjelaskan penambahan ini akan bisa berubah seiring peningkatan permintaan. "Setiap harinya permintaan dapat disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat," tegasnya.

Dia mengatakan, Premium merupakan BBM penugasan yang penyalurannya diatur oleh pemerintah berdasarkan Perpres 191 tahun 2014. Mengacu pada regulasi tersebut, Premium diatur dengan jelas peruntukannya. "Makanya peningkatan pasokan tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama bagi transportasi umum maupun kendaraan tua di Provinsi Riau," tuturnya.

Menurut dia untuk kondisi saat ini stok Premium di Terminal BBM Siak, Terminal BBM Dumai, dan Terminal BBM Tembilahan yang merupakan titik pasokan ke wilayah Riau dilaporkan aman. Proyeksinya sekitar lima hingga tujuh hari.

Dia menjelaskan, Premium merupakan BBM dengan kualitas dibawah standar emisi internasional. Sehingga diimbau kepada masyarakat untuk mulai beralih menggunakan BBM yang lebih berkualitas. "Demi kebaikan bersama, diimbau kepada masyarakat untuk beralih menggunakan BBM yang lebih berkualitas demi menjaga kelestarian hidup dan lingkungan," ujar Pramono.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement