Kamis 24 May 2018 14:08 WIB

Pelantikan Gubernur BI Dibayangi Pelemahan Rupiah

Pernyataan Luhut dinilai tak mampu tenangkan pasar.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Teguh Firmansyah
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kanan) mengucapkan sumpah jabatan saat pelantikannya di Mahkamah Agung, Jakarta, Kamis (24/5).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kanan) mengucapkan sumpah jabatan saat pelantikannya di Mahkamah Agung, Jakarta, Kamis (24/5).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Kurs rupiah dibuka menguat pada perdagangan mata uang, Kamis, (24/5). Rupiah menguat sebesar 0,08 persen atau 17 poin di level Rp 14.192 per dolar AS.

Sayangnya, sekitar pukul 09.00 WIB berbalik melemah ke tiga poin ke posisi Rp 14.212 per dolar AS. Sampai pukul 09.30 WIB, kurs rupiah masih bertahan di level Rp 14.200 per dolar AS.

Hanya saja, jelang pelantikan Gubernur Bank Indonesia baru yakni Perry Warjiyo, mata uang Garuda mulai menguat meninggalkan level Rp 14.200 per dolar AS. Tepatnya ke Rp 14.192 per dolar AS.

Sementara itu, pada kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), nilai tukar rupiah hari ini berada di posisi Rp 14.205 per dolar AS. Melemah dibandingkan posisi kemarin yang Rp 14.192 per dolar AS.

Analis Recapital Securities Kiswoyo Adi Joe tetap optimistis kurs rupiah akan segera menguat. Bahkan menurutnya bisa di bawah level Rp 14 ribu per dolar AS.

"Harusnya rupiah bisa menguat ke bawah Rp 14 ribu per dolar AS. Hal itu karena mata uang dolar AS seharusnya melemah," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Kamis, (24/5).

Ia menambahkan, semalam laju rupiah pun sudah sempat menguat. "Sempat di bawah Rp 14 ribu per dolar AS," katanya.

Analis Binaartha Securities Reza Priyambada menilai, kembali melemahnya pergerakan Rupiah seiring dengan terapresiasinya dolar AS. "Meningkatnya laju nilai tukar USD terjadi setelah adanya rilis data ekonomi Zona Eropa yang mengindikasikan melambatnya aktivitas bisnis di kawasan tersebut," ujar Reza.

Tidak hanya itu, kata dia, melemahnya laju kurs euro juga terjadi setelah merespons negatif kondisi politik di Italia. Sementara itu, dari dalam negeri belum adanya sentimen yang secara positif signifikan mampu mengangkat rupiah.

Pernyataan Menteri Koordinator Bidang Maritim RI Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebut pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar tidak perlu dikhawatirkan, kata dia, kurang cukup menahan pelemahan yang terjadi. "Pergerakan rupiah yang kembali tertahan perlu diwaspadai seiring dengan kembali terapresiasinya laju dolar As," tuturnya.

Meski kondisi dari dalam negeri dapat dianggap masih cukup baik. Hanya saja menurutnya tidak cukup untuk menahan pelemahan Rupiah. "Pergerakan varaitif pun dimungkinkan kembali terjadi," ujar Reza.

Gubernur Bank Indonesia (BI) yang baru dilantik Perry Warjiyo menjanjikan penguatan kebijakan moneter melalui suku bunga acuan dan intervensi pasar untuk menstabilkan nilai tukar rupiah yang terus melemah. Nilai tukar rupiah melemah empat persen sejak Januari-21 Mei 2018.

 

"Saya akan prioritaskan kebijakan moneter untuk bisa stabilkan kurs rupiah dengan kombinasi kebijakan suku bunga dan intervensi ganda," ujar Perry dalam pernyataan pertamanya setelah dilantik di Mahakamah Agung, Jakarta, Kamis (24/5).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement