Senin 28 May 2018 05:00 WIB

Berencana IPO di 2019, BSM Mengaku Belum Lapor ke OJK

Bank Syariah Mandiri saat ini masih menyiapkan dokumen legal sebelum IPO

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Via nasabah cilik Bank Syariah Mandiri (BSM) bersama ibunya menyetorkan uang koin hasil tabungannya di teller BSM Cabang Thamrin Jakarta, Rabu (16/5).
Foto: Darmawan / Republika
Via nasabah cilik Bank Syariah Mandiri (BSM) bersama ibunya menyetorkan uang koin hasil tabungannya di teller BSM Cabang Thamrin Jakarta, Rabu (16/5).

EKBIS.CO,  JAKARTA -- PT Bank Syariah Mandiri (BSM) tengah bersiap untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pasalnya perusahaan induknya yakni Bank Mandiri menargetkan, BSM segera melakukan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) dalam dua tahun ke depan. 

"Jadi kalau nggak akhir 2019 ya awal 2020. Sekarang prosesnya sudah mulai kita siapkan karena prosedurnya banyak," ujar Direktur Utama BSM Toni EB Subari kepada wartawan di Jakarta, Ahad, (27/5).

Ia menyebutkan, saat ini perusahaan tengah menyiapkan dokumen legal, due dilligence, dan lainnya. "Step-stepnya banyak, kita juga siapkan dari sisi finansial, seperti pemegang saham induk sampaikan, kita diminta ROE-nya (Return Of Equity) minimal 10 persen," jelas Toni. 

ROE BSM sekarang, kata dia, sekitar tujuh persen. Ia optimis, sampai 2019 ROE perusahaan bisa menembus di atas 10 persen. 

Toni mengaku, rencana IPO tersebut belum disampaikan secara formal ke BEI maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Belum pula ke tahap diskusi dengan calon investor. 

"Kalau secara informal sudah kita samoaikan dalam beberapa pertemuan. Hanya saja berdasarkan step-stepnya justru ke OJK dan segalanya itu setelah tahap awal dipenuhi, kalau sudah baru formal ke OJK," tutur Toni. 

Direktur Keuangan BSM Ade Cahyo Nugroho menambahkan, setelah IPO, perusahaan akan tetap fokus di segmen ritel. "Itu salah satunya yang mau kita sampaikan ke calon investor," ujarnya pada kesempatan serupa. 

Lebih lanjut, kata dia, untuk melakukan IPO nanti, kemungkinan menggunakan buku kinerja September 2019. "Sudah ada indikasi tapi belum dipastikan. Bisa jadi pula menggunakan kinerja akhir 2019," tutur Ade. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement