EKBIS.CO, JAKARTA -- Komitmen untuk menjaga kelestarian alam menjadi tanggung jawab semua insan manusia. Hal ini dipegang teguh perusahaan asal Negeri Sakura, Ajinomoto, untuk menjalankan segala kegiatan produksinya untuk mendukung pelestarian alam.
Kegiatan pelestarian alam ini sejalan dengan konferensi PBB yang diikuti sejumlah pemimpin dunia dan menghasilkan 17 Sasaran Pembangunan yang Berkesinambungan (SDG- Sustainable Development Goals). Dalam kurun waktu 15 tahun ke depan, berbagai negara di seluruh dunia akan mengerahkan segala upaya untuk mengakhiri segala bentuk kemiskinan, melawan ketidaksetaraan, dan mengatasi perubahan iklim.
Upaya internasional ini sangat penting untuk masa depan bumi planet kita. Sebagai contoh, jika perubahan iklim tidak diatasi, suhu permukaan rata-rata global diperkirakan meningkat hingga 4,8° celsius (8,64° fahrenheit) pada 2100 sehingga dapat menimbulkan berbagai bencana.
Ini adalah salah satu alasan mengapa Ajinomoto Co Inc (Ajinomoto Co) berkomitmen secara sukarela untuk membantu pencapaian SDG. Muhammad Fachrurozy, PR Manager PT Ajinomoto Indonesia mengatakan ada sejumlah alasan mengapa perusahaan memiliki keinginan untuk menjadi sangat terlibat dalam upaya ini.
Pertama, Ajinomoto adalah perusahaan internasional yang memiliki dampak besar, karena beroperasi di 30 negara dan bergerak dalam bisnis pengubahan sumber daya alam menjadi produk makanan dalam skala besar. "Oleh karena itu, kami merasa perlu membuat perubahan yang nyata dan positif untuk dunia," ujar Fachrurozy.
Kedua, Ajinomoto merasa tindakan ini memang harus dilakukan. Salah satu bidang yang sangat difokuskan adalah energi terbarukan, yang sangat penting untuk kelestarian planet dan sumber daya kami. "Penggunaan energi terbarukan akan membantu pencapaian sejumlah SDG," ujar Fachrurozy di Jakarta, Jumat (25/5).
Kegiatan produksi ramah lingkungan ini telah diterapkan di seluruh lini produksi Ajinomoto. Salah satunya di pabriknya yang berada di Mojokerto, Jawa Timur, yang telah melakukan program konservasi sumber daya air dengan mengurangi pemakaian air dalam proses produksi.
"Kami selain mengurangi pemakaian air dalam kegiatan produksi, kami juga menjaga agar volume air limbah yang dihasilkan juga berkurang. Selain itu kami juga mengurangi emisi gas CO2, mengurangi penggunaan freon HFC dan HCFC secara bertahap dan mengganti dengan freon yang lebih ramah lingkungan (HFO)," kata Eko Warih, Manager Agri Development.
Kegiatan pemanfaatan energi untuk produksi yang ramah lingkungan bukan hal baru bagi perusahaan ini. Sejak 2002 Ajinomoto Co Inc membuat program Zero Emission. Targetnya antara lain pemanfaatan hasil buangan produksi, sehingga semua buangan tersebut sedapat mungkin bisa dimanfaatkan.
Eko mengatakan perusahaan mulai melakukan identifikasi terhadap semua buangan. Buangan-buangan itu mengandung apa saja dan bisa dimanfaatkan untuk banyak hal. Pupuk cair Amina adalah produk pertama dari pemanfaatan limbah. Pupuk ini sudah diproduksi sejak 1977.
"Produk-produk lain yang diproduksi kemudian sebagai pemanfaatan limbah adalah pupuk daun Ajifol, FML (sumber protein cair untuk ternak), dan TRITAN yang merupakan bahan pakan ternak. Saat ini kami sedang mengembangkan produk baru, yaitu soil conditioner," jelasnya.
Produksi ramah lingkungan yang dilakukan Ajinomoto.
Eko mengatakan perusahaan melakukan berbagai program pengolahan hasil buangan ini secara mandiri. Hasil produksi ini akan dimanfaatkan oleh para petani dan peternak di sekitar pabrik yang sebelumnya diberikan pelatihan mengenai bagaimana dan apa saja manfaat dari penggunaan produk olahan perusahaan.
Sasaran dari program ini adalah para petani atau peternak karena produk pemanfaatan limbah ini memang terkait dengan pertanian/peternakan, terutama yang areanya tidak terlalu jauh dari pabrik. "Apabila masih ada produk yang belum terserap, maka kami melangkah ke area yang makin menjauh dari pabrik Mojokerto," paparnya.
Tidak puas dengan beberapa hasil turunan limbah produksi ini, Eko mamastikan kalau Ajinomoto akan terus berinovasi untuk mencari kemanfaatan lain yang bisa didapatkan dari limbah yang dihasilkan. "Target ke depan, meningkatkan nilai manfaat dari produk-produk (olahan limbah) yang sekarang dan terus mengembangkan produk baru yang lebih bermanfaat bagi masyarakat," pungkasnya.