EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini berkisar 5,18 hingga 5,4 persen. Ia menyebut, salah satu faktor yang bisa menekan laju pertumbuhan ekonomi adalah konsumsi rumah tangga.
"Dengan kondisi yang kita evaluasi hingga Juni ini, Kementerian Keuangan melihat bahwa range (pertumbuhan ekonomi) untuk 2018 adalah antara 5,18 sampai 5,4 persen," kata Sri dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di kompleks parlemen, Jakarta pada Selasa (5/6).
Sri mengatakan, dari sisi konsumsi rumah tangga, pertumbuhan dari kelompok masyarakat 40 persen terbawah menunjukkan perkembangan positif. Hal itu, ujarnya, berkat sejumlah program pemerintah untuk mendorong konsumsi. Sementara, ia mengakui persoalan pertumbuhan konsumsi terjadi di kalangan menengah ke atas.
"Kalau konsumsi rumah tangga tetap di bawah 5 persen, maka kemungkinan pertumbuhan ekonomi akan berada di bawah 5,2 persen yaitu 5,18 persen," kata Sri.
Sementara, dari sisi investasi masih menunjukkan sinyal kinerja positif. Ia mengaku, kisaran pertumbuhan investasi adalah 7,27 hingga 7,54 persen. Hal itu, kata Sri, bisa mendorong perekonomian tumbuh lebih tinggi pada 2018.
Ekspor diperkirakan tumbuh 6,75 hingga 7,18 persen pada 2018. Ia mengaku, fokus pemerintah adalah mempertahankan laju pertumbuhan ekspor dan terus mendiversifikasi komoditas. Meski demikian, pemerintah juga akan mengantisasi kondisi pasar global yang sedang diliputi ketidakpastian terutama terkait ancaman perang dagang.
Sri mengaku, pemerintah juga akan memberikan perhatian pada sisi impor. Ia mengaku impor melonjak tinggi baik dorongan faktor musiman seperti Lebaran maupun impor bahan baku dan barang modal yang tidak memiliki substitusi di dalam negeri. Ia mengatakan, pemerintah tidak berniat menahan impor dalam jangka pendek karena dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
"Impor bisa 9,8 hingga 9,9 persen atau mendekati 10 persen," kata Sri.
Dengan kinerja tersebut, pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2018 akan berkisar 5,18 hingga 5,4 persen. Pemerintah pun mengajukan asumsi pertumbuhan ekonomi 2019 sebesar 5,4 hingga 5,8 persen. "Pertumbuhan ekonomi 5,4 hingga 5,8 persen masih cukup realistis meski kami cenderung range-nya akan pada lower end," kata Sri. Kendati demikian, pemerintah dan Komisi XI akhirnya menyetujui asumsi pertumbuhan ekonomi 2019 adalah sebesar 5,2 hingga 5,6 persen.