EKBIS.CO, HOUSTON -- Perdagangan global gas alam cair (LNG) terus meningkat pada 2017. Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan pada Senin (11/6) bahwa Australia serta Amerika Serikat termasuk di antara negara-negara dengan kenaikan terbesar.
EIA mengutip Laporan Tahunan tentang perdagangan LNG oleh Asosiasi Internasional Importir Gas Alam Cair (GIIGNL) yang melaporan bahwa perdagangan global LNG mencapai 38,2 miliar kaki kubik (sekitar 1,1 miliar meter kubik) per hari pada 2017, meningkat 10 persen dari 2016 dan merupakan peningkatan volume tahunan terbesar.
Baca juga, Pertamina akan Jual LNG ke Pakistan dan Bangladesh
Pada 2017, ada 19 negara pengekspor LNG dan 40 negara pengimpor LNG. Selain Australia dan Amerika Serikat, beberapa negara lain juga meningkatkan ekspor LNG pada 2017. Negara-negara Asia memimpin pertumbuhan impor LNG global, memberikan kontribusi sebesar 74 persen terhadap peningkatan tahun lalu.
Jepang tetap menjadi importir LNG terbesar pada 2017. Cina memiliki pertumbuhan terbesar dalam impor LNG secara global dan menjadi importir LNG terbesar kedua di dunia pada tahun lalu, melampaui Korea Selatan. Impor LNG juga meningkat di Korea Selatan.
Eropa meningkatkan impor LNG-nya, terutama di Spanyol, Italia, Portugal, Prancis, dan Turki. Impor LNG di Amerika Selatan (Brasil, Argentina, Chile, dan Kolombia) pada dasarnya tetap tidak berubah dari 2016.
Di Amerika Utara, impor LNG Meksiko meningkat sebesar 17 persen karena negara itu terus bergantung pada pasokan LNG di tengah penurunan produksi dalam negeri dan penundaan pembangunan infrastruktur yang menghubungkan jaringan domestik Meksiko dengan pipa ekspor gas alam dari Amerika Serikat. Impor LNG ke Timur Tengah menurun sembilan persen, terutama ke Mesir dan Uni Emirat Arab.
Pertumbuhan perdagangan LNG didorong sebagian oleh kapasitas pencairan baru yang ditugaskan di Australia, Amerika Serikat, dan Rusia. Pabrik pencairan terapung pertama di dunia, PFLNG Satu Malaysia, juga ditugaskan pada 2017.