Jumat 22 Jun 2018 07:50 WIB

Konsumsi Gas Elpiji Nasional Naik 11 Persen

Kementerian ESDM memastikan stok elpiji normal dan mencukupi untuk 21 hari

Red: Nidia Zuraya
Pekerja memindahkan tabung gas elpiji 3 kg ke dalam gudang di Cipinang, Jakarta Timur.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pekerja memindahkan tabung gas elpiji 3 kg ke dalam gudang di Cipinang, Jakarta Timur.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Konsumsi gas elpiji atau liquified petroleum gas (LPG) nasional tercatat meningkat hingga 11 persen pada hari-hari terakhir libur Lebaran 2018/Idul Fitri 1439 H. Posko Nasional Sektor ESDM pada Rabu (20/6) mencatat penyaluran LPG dari depot ke stasiun pengisian bulk elpiji (SPBE) meningkat 11 persen dari rata-rata penyaluran normal.

Kendati demikian, Kementerian ESDM memastikan stok LPG dalam kondisi normal dengan cakupan pasokan sekitar 21 hari. Selain peningkatan konsumsi LPG, distribusi beberapa bahan bakar minyak jenis gasoline juga mengalami peningkatan sejak 31 Mei hingga 20 Juni 2018.

BBM jenis Premium meningkat sebesar 23,9 persen, Pertalite meningkat 9,2 persen dan Pertamax meningkat 19 persen. Namun ada juga ada beberapa gasoline yang tercatat mengalami penurunan konsumsi meski tidak terlalu signifikan, seperti Pertamax Turbo dan avtur yang masing-masing turun 0,8 persen dan 3,2 persen.

Sementara itu, BBM jenis gasoil seperti solar mengalami penurunan konsumsi sebesar 8,7 persen, Pertamina Dex turun 0,7 persen, Dexlite turun 6,8 persen dan kerosene turun 19,8 persen.

Meski demikian, pasokan BBM dilaporkan masih tetap aman dengan pasokan antara 21-49 hari, dengan rincian Premium 21 hari; solar/akrasol 21 hari; Pertalite 22 hari, kerosene 41 hari; Pertamax/akra92 22 hari; Pertamax Turbo 39 hari; pertamina dex 49 hari; Dexlite 20 hari; dan avtur 28 hari.

Adapun penyediaan ketenagalistrikan secara nasional diklaim masih terkendali dengan daya pasok listrik nasional sebesar 31.301,91 MW dengan beban puncak padai malam hari sebesar 26.994,29 MW. Pada tanggal 19 Juni 2018 dilaporkan ada 21 titik dalam keadaan normal, namun 1 titik dalam kondisi siaga karena ada gangguan circuit breaker (CB).

Gangguan yang terjadi di Sistem Jayapura itu tidak membuat suplai terganggu lantaran masih ada cadangan daya sekitar 11 persen. PLN telah melakukan berbagai upaya perbaikan CB dan melakukan manuver beberapa pembangkit sesuai keperluan sehingga pasokan listrik kepada masyarakat dapat tetap dilakukan dan diharapkan dapat kembali normal secepatnya.

sumber : Antara
Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement