EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mengaku puas dengan tingkat inflasi saat ini. Inflasi hingga periode ramadhan serta lebaran masih terjaga sesuai dengan target.
"Kami cukup puas. Hal itu karena, so far di masa lebaran dan ramadhan pun angka inflasinya lebih rendah dibandingkan rata-rata ramadhan dan lebaran biasanya," ujar Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara kepada wartawan di Jakarta, Selasa, (3/7).
Ia menyebutkan, tingkat inflasi pada Juni 2018 sebesar 0,59 persen month to month (mtm). Sebelumnya pada Mei 2018, angka inflasinya sebesar 0,21 persen mtm.
"Meski Juni lebih tinggi dibandingkan Mei, tapi lebih baik dibandingkan inflasi ramadhan atau lebaran sebelumnya," jelas Mirza.
Sementara itu, kata dia, secara year to date (ytd) inflasi sampai Juni 2018 sebesar 1,9 persen lalu secara year on year (yoy) sekitar 3,2 persen. "Maka kita optimis target inflasi 3,5 persen tahun ini bisa dicapai," tegasnya.
Baca juga, Kenaikan Tarif Angkutan Picu Inflasi.
Meski begitu, ia mengaku, pertumbuhan ekonomi saat ini masih belum sesuai harapan.
Menurutnya, tren pertumbuhan ekonomi Indonesia kini tengah recovery. Hanya saja bukan recovery strong. Maka, BI pun memprediksi, pertumbuhan ekonomi tahun ini di kisaran 5,1 sampai 5,2 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan indeks harga kumulatif (IHK) pada Juni 2018 mengalami inflasi sebesar 0,59 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Kenaikan tarif angkutan umum pada periode Lebaran menjadi pemicu inflasi pada Juni 2018 sebesar 0,59 persen. Kontribusi dari tarif angkutan ini menyebabkan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami inflasi sebesar 1,5 persen.
"Karena ini adalah periode Lebaran dan ada liburan panjang, menyebabkan permintaan meningkat," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (2/7).
Kenaikan tarif angkutan udara menyumbang andil inflasi sebesar 0,15 persen. Kemudian, tarif angkutan antarkota memberikan andil inflasi 0,08 persen dan tarif kereta api memberikan andil inflasi 0,01 persen.
Kelompok lainnya yang menyumbang inflasi adalah bahan makanan yang mengalami inflasi 0,88 persen, karena kenaikan beberapa harga komoditas pangan, seperti ikan segar, daging ayam ras maupun daging ayam kampung.
Kenaikan harga ikan segar menyumbang andil inflasi 0,19 persen, diikuti daging ayam ras dengan andil inflasi 0,03 persen serta daging ayam kampung, daging sapi, kacang panjang, petai, tomat sayur, bawang merah dan kelapa dengan andil masing-masing 0,01 persen