EKBIS.CO, INDRAMAYU -– Memasuki awal musim panen, harga garam di tingkat petani di Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Cirebon, cukup tinggi. Para petani garam berharap harga yang tinggi ini bisa terus bertahan.
Salah seorang petani garam di Desa Muntur, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, Robedi, menyebutkan, harga garam di tingkat petani di daerahnya saat ini berkisar antara Rp 1.500 – Rp 1.600 per kg. Padahal biasanya, saat puncak panen raya, harga garam hanya di kisaran Rp 500 per kg. "Soalnya ini masih awal, baru satu dua lahan garapan yang sudah panen," ujar Robedi, Rabu (4/7).
Robedi memperkirakan, saat ini luas lahan tambak garam yang sudah panen di daerahnya baru belasan hektare. Karena produksinya yang masih minim itulah, harga jual garam masih tinggi.
Ia menambahkan, garam milik para petani yang telah panen saat ini pun diperebutkan oleh para pembeli dari berbagai daerah. Tak hanya dari sekitar wilayah Cirebon, namun ada juga dari Bandung dan Jakarta.
Baca juga, 27 Perusahaan Dapat Rekomendasi Impor Garam.
Padahal, lanjut Robedi, kualitas garam hasil panen perdana sebenarnya kurang bagus. Namun, para pembeli tetap bersedia membelinya dengan harga cukup tinggi. "Semoga harga garam terus bertahan seperti ini supaya petani garam bisa meraup keuntungan," tutur Robedi.
Robedi menyatakan, masa awal panen garam sempat terganggu dengan adanya cuaca ekstrem yang terjadi pada pekan terakhir Juni 2018 lalu. Akibatnya, lahan yang sudah siap dipanen menjadi gagal dan harus diolah kembali dari awal. "Panen sempat mundur karena hujan turun di musim kemarau," kata Robedi.
Tak hanya di Kabupaten Indramayu, para petani garam di Kabupaten Cirebon juga sedang menikmati harga garam. Di daerah tersebut, lahan garam yang sudah panen pun masih sedikit. "Harga garam di tingkat petani saat ini berkisar Rp 1.500 per kg," terang salah seorang petani garam di Kabupaten Cirebon, M Taufik.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Petani Garam (Apgasi) Jabar itu menyebutkan, produksi garam saat ini masih sedikit karena lahan yang panen juga masih minim. Dia memperkirakan, puncak panen raya baru akan terjadi pada Agustus mendatang.
Taufik mengungkapkan, dengan kondisi harga garam yang masih tinggi, para petani garam pun mempercepat panen di lahan mereka. Padahal, dari segi kualitas, garam mereka masih kurang bagus. "Mumpung harganya tinggi, asal laku, ya sudah langsung dipanen," Taufik.