EKBIS.CO, JAKARTA--Sinar Mas Agribusiness and Food menargetkan kemamputelusuran hingga ke kebun (traceability to plantation/TTP) kelapa sawit untuk kebutuhan pabrik milik perusahaan mencapai 100 persen. Hingga saat sebesar 39 persen dari total rantai pasok perusahaan dapat ditelusuri.
Head of Downstream Sustainability Implementation Daniel A. Prakarsa mengatakan, tantangan yang sulit dalam ketelusuran ini karena sebagian bahan baku kelapa sawit dibeli dari petani swadaya. Sementara untuk pembelian dari kebun-kebun menengah jauh lebih mudah ditelusuri.
"Target kita sih tahun ini mudah-mudahan 39-40 persen itu naik ke 70 persen," katanya saat ditemui di Remboelan Restaurant Senayan, Selasa (17/7).
Pencapaian hingga 39 persen ini berarti perusahaan bisa menjangkau lebih dari 70 pemasok yang membeli dari sekitar 11 ribu petani swadaya yang mengelola sekitar 40 ribu hektare perkebunan kelapa sawit. Setelah menyelesaikan TTP untuk pabrik milik sendiri di 2017, kata dia, masih ada pekerjaan besar yang menanti untuk memetakan rantai pasok dari 427 pemasok independen lainnya.
Daniel menambahkan, saat ini konsumen bukan lagi menanyakan harga produk tapi mempertanyakan ketelusuran bahan baku hingga di tingkat perkebunan, apakah berasal dari kebun penyebab deforestasi dan lainnya. Sehingga TTS menjadi penting untuk memperkuat daya saing sekaligus membalas kampanye hitam kelapa sawit yang dilakukan kompetitor.
Perusahaan mendorong petani dan jejaring para mitra untuk mendukung pemasok independen melaksanakan proses penelusuran dan proses verifikasi. GAR juga memberikan dasar untuk memastikan kepatuhan dengan GSEP, seperti dengan Koltiva, Geotraceability dan Neste.
"Sekarang peran kita mengajarkan mereka proses-proses apa yang dilakukan," ujarnya.
Salah satu mitra yaitu Koltiva membantu melakukan verifikasi sumber-sumber komoditas berkelanjutan mulai dari petani swadaya melalui aplikasi pada situs dan mobile. Hingga kini, Kotiva Field Agents telah mendaftarkan 16 agen minyak kelapa sawit (pengepul/pedagang), memetakan dan verifikasi 9.105 hektare perkebunan yang dimiliki atau dikelola oleh 4.168 petani. Kotiva juga memberikan informasi untuk meningkatkan produksi mereka, praktik-praktik pertanian dan cara hidup, dan mendukung akses mereka ke rantai pasokan internasional.