Rabu 18 Jul 2018 18:50 WIB

Mentan akan Gelar Operasi Besar-besaran Telur Ayam

Sejumlah warga memilih untuk tidak makan telur.

Rep: Dessy Suciati Saputri/Rusdy/ Red: Teguh Firmansyah
Pekerja menata telur ayam di tempat usaha ternak ayam petelur di Takeran, Magetan, Jawa Timur, Jumat (13/7).
Foto: Antara/Siswowidodo
Pekerja menata telur ayam di tempat usaha ternak ayam petelur di Takeran, Magetan, Jawa Timur, Jumat (13/7).

EKBIS.CO, BOGOR -- Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyebut kenaikan harga telor yang tinggi disebabkan rantai pasok bermasalah. Karena itu, masalah rantai pasok ini akan segera dibenahi. "Ini yang harus diselesaikan supply chain-nya, harga di produsen mungkin hari ini itu Rp 18.000-an," ujar Amran di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/7).

Untuk menekankan harga yang meroket, Amran pun akan melakukan operasi pasar besar-besaran. "Tapi besok saya operasi pasar, besar-besaran, besok datang saja," tambah dia.

Amran mengatakan, operasi pasar akan dilakukan di kota-kota besar, terutama di Jakarta. Apalagi pasokan secara keseluruhan Indonesia sudah surplus.  "Mulai besok saya operasi pasar, yang jelas kita lebih dari kebutuhan (surplus), kita kan sudah ekspor, terutama Jakarta dan kota-kota besar," jelas dia.

Kenaikan harga kebutuhan pokok tak hanya terjadi pada komoditas telor, namun juga bawang. Ia menyebut, harga bawang bahkan juga melonjak hingga tiga kali lipat.

"Juga terjadi pada bawang harganya di lapangan kadang Rp 12.000 di ujung Rp 36.000 itu kan 3 kali lipat," kata Amran.

Baca juga, Harga Telur Ayam Sentuh Rekor Tertinggi Tahun Ini.

Di Depok, harga telur ayam melambung tinggi. Harga ayam telur broiler di tingkat pengecer dibanderol Rp 30-32 ribu per kilogram. Kenaikan harga telur ayam yang cukup tinggi tersebut tidak pernah terjadi. Tentu, hal tersebut cukup memberatkan daya beli masyarakat.

"Sudah beberapa hari ini kami tidak masak telur, karena harganya sangat mahal," ujar seorang pedagang Warung Tegal (Warteg) Sugiono di Depok, Rabu (18/7).

Hal yang sama juga dirasakan seorang ibu rumah tangga, Wenny. Ia mengaku sudah beberpa hari ini tidak mengkonsumsi telur karena harga telur yang cukup mahal. "Biasanya keluarga kami sarapan dengan goreng telur, sekarang diganti dengan ikan goreng," terangnya.

Berdasarkan pemantauan Republika.co.id di lima pasar tradisional di Kota Depok yakni di Pasar Agung, Pasar Tugu, Pasar Sukatani, Pasar Kemiri dan Pasar Cisalak, harga telur mencapai Rp 28 ribu hingga Rp 30 ribu.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Depok, Kania Purwanti mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan monitoring harga ayam telur di beberapa pasar di Kota Depok. "Saat ini kami terus memantau harga ayam telur di lima pasar-pasar tradisional," terang Kania saat dikonfirmasi, Rabu (18/7).

Kania merinci, harga telur ayam di Pasar Kemiri Muka saat ini mencapai Rp 28 ribu, Pasar Agung Rp 28 ribu, Pasar Sukatani Rp 29.500 dan di Pasar Tugu Rp 27 ribu.

"Kami juga terus melakukan pemantauan harga telur se Jawa Barat, kami berupaya agar harga telur di Depok tidak tertinggi se Jawa Barat, sambil memantau arahan Kemendag. Untuk harga tertinggi rata-rata di Jawa Barat saat ini mencapai Rp 28. 400 dan terendah Rp 27.500," jelasnya.

photo
Peternak memanen telur ayam di desa Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (14/7).

Kania tak menapikan jika harga telur ayam di pengecer bisa tembus Rp 30 ribu bahkan lebih. Hal itu dikarenakan sudah melalui beberapa tangan. "Harga telur dipasar yang dikelola pemerintah sengaja kami publikasikan, untuk menjadi alternatif belanja masyarakat. Untuk mencegah kenaikan harga telur, kami akan mengadakan operasi pasar murah untuk telur ayam," ungkap Kania.

Dia mengutarakan, dengan adanya kenaikan harga telur ayam dan juga merangkak naiknya harga daging ayam, warga disarankan untuk melakukan alternatif belanja dari pasar tradisional ke pasar swalayan. Pasalnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk telur ayam ras dan daging ayam ras di pasar swalayan melalui Peraturan Kemendag yang baru tanggal 2 Mei Nomor 15 tahun 2018

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement