EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, kebocoran pertumbuhan ekonomi akibat devisa hasil ekspor yang tidak kembali pulang ke dalam negeri. Menurut Darmin, ekspor semestinya bisa menjadi tambahan tenaga untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi secara signifikan.
"Tapi, kalau devisanya tidak masuk, ya tidak jadi dia menambah tenaga. Jadi, dalam bahasa teknis ekonomi itu bocor," kata Darmin di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta pada Jumat (3/8).
Darmin menegaskan, persoalan kebocoran yang sempat ia sampaikan tersebut bukan terkait dengan korupsi. Dia menjelaskan, kebocoran devisa itu seperti halnya impor yang bersifat mengurangi kekuatan pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), cadangan devisa pada akhir Juni 2018 adalah sebesar 119,84 miliar dolar AS atau terus menurun sejak Desember 2017. Sebagai salah satu sumber penerimaan devisa, hanya 90 persen Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang dilaporkan ke bank domestik. Sementara, hanya sekitar 15 persen yang dikonversi menjadi rupiah.
Persoalan konversi dari valas menuju rupiah yang masih minim, kata Darmin, juga turut memberikan dampak negatif pada pertumbuhan ekonomi. Semakin lama, valas ditukar ke rupiah, maka semakin lama pula dampaknya pada perekonomian,
"Kalau dua tahun baru dia tukar, itu berarti dua tahun lagi dampaknya. Seperti itu," kata Darmin.