EKBIS.CO, JAKARTA - PT Bank CIMB Niaga Tbk, membukukan perolehan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 1,8 triliun semester pertama 2018. Perolehan laba bersih tersebut naik sebesar 28,1 persen (yoy).
Pertumbuhan laba bersih tersebut ditopang oleh pendapatan non bunga atau Non-Interest Income sebesar 32,6 persen menjadi Rp 1,9 triliun serta penurunan pada biaya pencadangan sebesar 27,1 persen (yoy). Rasio Loan Loss Coverage CIMB Niaga berada di level yang aman sebesar 106,83 persen.
Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M Siahaan mengatakan, kinerja semester I-2018 terus menunjukkan hasil yang menggembirakan. Pendapatan operasional meningkat 1,5 persen (yoy), dikontribusikan oleh pendapatan non-bunga yang naik 32,6 persen (yoy).
CIMB Niaga mampu menekan biaya operasional yang hanya tumbuh 3,4 persen (yoy). "Perbaikan kondisi perekonomian secara umum berkontribusi positif terhadap penurunan biaya pencadangan sebesar 27,1 persen (yoy) sehingga mampu meningkatkan laba bersih perseroan sebesar 28,1 persen (yoy) menjadi Rp 1,8 triliun," terangnya melalui siaran pers, Selasa (14/8).
CIMB Niaga membukukan total aset mencapai Rp 260,1 triliun per 30 Juni 2018, naik sebesar 7,6 persen (yoy). Jumlah kredit bruto yang disalurkan tumbuh 3 persen (yoy) mencapai Rp 185,7 triliun per 30 Juni 2018.
Dari total penyaluran kredit tersebut, kredit Konsumer tercatat sebesar Rp 47,9 triliun (26 persen), dan kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mencapai Rp 35,8 triliun (19 persen). Wholesale banking menyumbang proporsi terbesar dari kredit yang disalurkan, dengan kredit Korporasi sebesar Rp 70 triliun (38 persen), dan kredit Komersial sebesar Rp 32 triliun (17 persen).
“Strategi yang kami ambil untuk fokus pada kredit pemilikan rumah maupun segmen UKM terus menampakkan hasil, dengan angka pertumbuhan masing-masing 8,9 persen dan 6,2 persen (yoy), sementara kredit Korporasi tumbuh 8,8 persen (yoy),” imbuh Tigor.
Sementara itu, total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp 190,3 triliun per 30 Juni 2018, didorong oleh pertumbuhan dana murah (CASA) sebesar 12,8 persen (yoy).
CIMB Niaga terus berinovasi melalui pengembangan produk-produk berbasis digital guna memperluas jaringan layanan nasabah serta melengkapi layanan yang diberikan melalui kantor cabang. Per 30 Juni 2018, 93,5 persen dari total transaksi nasabah telah dilakukan melalui layanandigital banking seperti CIMB Clicks, Go Mobile, ATM, dan Rekening Ponsel.
Di segmen perbankan Syariah, total pembiayaan Unit Usaha Syariah CIMB Niaga (CIMB Niaga Syariah) mencapai Rp 21,3 triliun tumbuh 56,4 persen (yoy). Penghimpunan DPK CIMB Niaga Syariah sebesar Rp 19,7 triliun tumbuh 59,6 persen (yoy) per 30 Juni 2018.
Bisnis Syariah terus berkembang positif dengan kontribusi sebesar 11,4 persen terhadap total pembiayaan CIMB Niaga, meningkat dari 7,5 persen pada tahun sebelumnya. Selain itu, kontribusi terhadap total simpanan mencapai 10,4 persen, meningkat dari 7,1 persen pada tahun sebelumnya.
Rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) CIMB Niaga tercatat sebesar 18,57 persen per 30 Juni 2018. CIMB Niaga menjadi bank pertama yang naik kelas ke Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 4, yang merupakan kategori bank tertinggi dari sisi modal inti (Tier-1) berdasarkan aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Ke depan, kami akan terus mengoptimalkan CASA melalui digitalisasi Perbankan Konsumer dan UKM, serta memperkuat proposisi bisnis Syariah dan penawaran produk Syariah,” ungkap Tigor.
Dalam mendukung pertumbuhan bisnisnya, CIMB Niaga terus berupaya meningkatkan pengalaman nasabah dengan menawarkan berbagai produk dan layanan yang komprehensif melalui 527 jaringan kantor (termasuk 22 kas mobil). Hingga 30 Juni 2018, jaringan bank secara nasional didukung oleh 4.568 ATM, 61.969 EDC, 761Cash Deposit dan Recycle Machines, 172 Multi Function Device (MFD), dan 26 digital lounge.