Rabu 29 Aug 2018 01:39 WIB

Fintech Syariah Berikan Solusi Permodalan

Jumlahnya hingga ratusan miliar rupiah.

Rep: Irwan Kelana/ Red: Agung Sasongko
PT Zahir Internasional kini mempunyai layanan fintech syariah yang dinamakan Zahir Capital Hub.
Foto: Dok Zahir
PT Zahir Internasional kini mempunyai layanan fintech syariah yang dinamakan Zahir Capital Hub.

EKBIS.CO, JAKARTA – PT Zahir Internasional kini juga menekuni financial technology (fintech). Perusahaan nasional yang selama ini menjadi market leader industri software akuntansi itu hadir dengan solusi yang dinamakan Zahir Capital Hub.

“Zahir Capital Hub adalah fintech syariah yang siap membantu perusahaan mendapatkan akses permodalan dan pembiayaan hingga ratusan miliar rupiah  dengan mudah,” kata Chief Executive Officer (CEO) PT Zahir Internasional, Muhamad Ismail dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa  (28/8).

Muhamad menambahkan, salah satu kendala yang dihadapi sebuah perusahaan adalah permodalan dan pembiayaan. “Hal itu tidak hanya dialami oleh perusahaan mikro, kecil dan menengah, tapi juga perusahaan besar,” ujarnya.

Sering terjadi, kata Muhamad, sebuah perusahaan tidak mampu memenuhi order dalam jumlah besar karena terkendala masalah modal untuk memproduksi barang yang dipesan tersebut.

Muhamad mengatakan, Zahir Capital Hub   menawarkan layanan yang pintar dan mudah bagi  perusahaan  untuk mendapatkan investasi permodalan dari mitra syariah yang kredibel dan terpercaya. “Zahir siap  membantu menghubungkan bisnis dengan fintech syariah seperti, Ethis, Asy-Syirkah, Kapital Boost, dan Alami,” ujarnya.

Muhamad menyebutkan, ada beberapa keuntungan menggunakan layanan Zahir Capital Hub. Pertama, konsep permodalan syariah.  “Konsep permodalan Zahir penghubungkan perusahaan  dengan fintech syariah yang bebas dari riba,” tuturnya.

Kedua, terhubung luas ke jaringan investor.  “Zahir  akan mengajukan permintaan permodalan ke jaringan investor sesuai dengan yang dibutuhkan oleh perusahaan,” kata Muhamad.

Ketiga, jaminan kerahasiaan data informasi. “Zahir  menjamin keamanan dan kerahasiaan data perusahaan yang mengajukan permintaan permodalan tersebut,” paparnya.

Keempat, plafon  disesuaikan dengan kebutuhan. “Plafon  permodalan hingga  ratusan miliar,” ujarnya.

Saat ini, kata Muhamad, Zahir Capital Hub sudah menjalin kerja sama dengan sejumlah fintech  syariah seperti, Ethis, Asy-Syirkah, Kapital Boost, dan Alami. “Namun kami juga siap menghubungkan perusahaan yang membutuhkan permodalan/pembiayaan secara syariah dengan fintech syariah lainnya,” kata Muhamad.

Untuk sementara, kata Muhamad, Zahir Capital Hub hanya melayani  perusahaan yang beroperasi di Indonesia. “Perusahaan yang tertarik menggunakan layanan Zahir Capital Hub bisa membuka link terkait https://zahiraccounting.com/id/capital-hub,” tuturnya.

Berdasarkan data dari Asosiasi Fintech Indonesia tahun 2018, saat ini terdapat 235 perusahaan fintech di mana 26 di antaranya bergerak di bidang market aggregator. Alami merupakan perusahaan fintech/ teknologi finansial (tekfin) aggregator syariah pertama di Indonesia.

Awal Juli lalu,  Alami  melakukan kemitraan dengan 13 bank umum syariah (BUS)  untuk menyalurkan dananya. “Saat ini kita memiliki setidaknya 13 BUS yang siap menyalurkan dana kepada umat. Melalui positioning kami sebagai perusahaan tekfin aggregator syariah, Alami memiliki keunggulan untuk mempertemukan layanan perbankan tadi ke calon-calon nasabah yang ingin memperbesar skala usaha namun tetap dalam koridor syariah,” tutur CEO dan Founder Alami, Dima Djani.

Ketua Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) Ronald Yusuf  Wijaya mengatakan potensi pasar  fintech syariah di Indonesia sangat pesat. “Bahkan, potensi fintech syariah terbesar di dunia sebetulnya ada di Indonesia, melebihi Malaysia dan Dubai yang selama ini aktif berusaha untuk menjadi hub atau pusat ekonomi syariah dunia, termasuk di dalamnya fintech syariah,” ujarnya, Senin (27/8/2018).

Ronald mengemukakan, selama ini banyak usaha mikro kecil menengah (UMKM) terkendala permodalan. “Fintech syariah bisa membantu para pengusaha UMKM itu agar mendapatkan permodalan atau pembiayaan sesuai dengan koridor syariah,” tuturnya.

Tak hanya itu, kehadiran fintech syariah mendorong para UMKM agar bisnis mereka maju dan berkembang, sehingga menembus pasar ekspor. “Kita harus mengubah mind set, selama ini Indonesia menjadi pasar atau konsumen. Dengan kehadiran fintech yang  mendorong para pelaku usaha untuk menembus pasar ekspor, maka Indonesia tidak hanya menjadi konsumen, tapi juga produsen,” papar Ronald Yusuf  Wijaya. n

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement